UMY Diminta Membantu Penyediaan Tenaga Pengajar di Banjarnegara

19 September, 2025 07:40 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

19092025-UMY undangan Banjarnegara.jpg
Kepala Disdikpora Banjarnegara, Jawa Tengah, Teguh Handoko, bersama jajarannya saat beraudiensi dengan pimpinan UMY, Kamis (18/9/2025). Teguh menyampaikan bahwa Pemkab Banjarnegara, mengundang UMY untuk membantu pengembangan pendidikan di berbagai sekolah. (EDUWARA/Dok. UMY)

Eduwara.com, JOGJA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjarnegara, Jawa Tengah, mengundang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membantu pengembangan pendidikan di berbagai sekolah. 

Lewat program Kuliah Kerja Nyata (KKN), UMY bakal menerjunkan dosen dan mahasiswa untuk mengajar di berbagai sekolah di Kabupaten Banjarnegara.

“Kami memiliki banyak guru SMP, bahkan sudah berlebih. Sementara di SD, justru terjadi kekurangan, terutama pada tenaga pengajar mata pelajaran Bahasa Inggris,“ kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Banjarnegara, Teguh Handoko, saat beraudiensi dengan pimpinan UMY, Kamis (18/9/2025).

Kurangnya tenaga pengajar Bahasa Inggris di berbagai SD, menurut Teguh, karena imbas dari kebijakan terbaru Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) yang mewajibkan Bahasa Inggris harus diajarkan. Namun, di sisi lain masih jarang guru SD yang memiliki kemampuan mengajar Bahasa Inggris.

Karena itu, lanjut Teguh, melalui jalinan kerja sama dengan UMY, Pemkab Banjarnegara berharap UMY mengambil peran dengan menyediakan tenaga pengajar yang nantinya akan ditempatkan di berbagai wilayah.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UMY, Zuly Qodir, menyatakan kesiapan UMY untuk bekerja sama dan bersinergi melalui skema pengabdian dosen selama tiga tahun.

“Skema kerja sama ini akan diwujudkan melalui beberapa langkah. UMY berencana mengirim mahasiswa KKN Berdampak ke Banjarnegara pada Januari mendatang,” tuturnya.

RPL atau PSDKU

Selain itu, lanjut Zuly, dosen asal Banjarnegara diprioritaskan melakukan pengabdian di daerahnya masing-masing. Nantinya, dosen yang dikirim berasal dari Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Pendidikan Bahasa Jepang (PBJ), dan Teknik Informatika.

UMY juga menawarkan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) satu tahun atau Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) sebagai solusi peningkatan kualifikasi sumber daya manusia (SDM) di Banjarnegara.

Sementara itu, di depan 95 mahasiswa UMY yang akan melaksanakan KKN Konversi dan KKN Internasional Kairo, Mesir, Guru Besar UMY bidang Ilmu Tanah, Gunawan Budiyanto, meminta mereka tidak hanya hadir untuk membagi bantuan.

“Mahasiswa diminta berperan sebagai fasilitator yang mendorong masyarakat berdaya dan mandiri,” terangnya.

Gunawan menekankan, pemberdayaan masyarakat bukan program instan, melainkan proses jangka panjang yang hanya berhasil jika lahir dari kesadaran masyarakat itu sendiri. Program KKN hanya akan berkelanjutan jika dirancang bersama masyarakat sejak awal. 

Pemberdayaan, menurut Gunawan, harus berangkat dari potensi lokal dan melibatkan tokoh komunitas.

“Pemberdayaan yang berhasil selalu melahirkan pemimpin baru dari dalam komunitas. Jadi meski mahasiswa sudah kembali, masyarakat tetap berjalan dengan inisiatif sendiri,” tandasnya.