Kampus
26 Juni, 2023 21:48 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA - Korps Mahasiswa Komunikasi (KOMAKOM) Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) resmi menutup rangkaian kegiatan Communication Award, pada Minggu (25/6/2023) malam. Ini merupakan agenda kompetisi yang dilangsungkan sebagai ajang kampanye sosial.
Senin (26/6/2023), Kepala Prodi Ilmu Komunikasi UMY Fajar Junaedi, mengatakan rangkaian CommunicationAward tahun ini mengambil tema Food Waste dengan tagline 'Tak Bersisa, Tak Sia-sia'. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan peserta nasional, namun juga internasional.
'Antusiasme peserta lomba dari berbagai daerah, baik lokal maupun internasional menyiratkan suksesnya Communication Award tahun ini. Peserta ada yang dari Arab Saudi, Mesir, Filipina, Korea Selatan, China dan Malaysia," kata Fajar Junaedi.
Peserta Communication Award secara penuh mengikuti berbagai perlombaan dalam berbagai kategori. Untuk kategori Kompetisi Internasional berupa Print Ad dan PhosFest. Sedangkan kategori Kompetisi Nasional dengan lomba Festival Film Gadget (FFG), Integrated Campaign (IC) PR Nation, kemudian Kategori CSR dan Kategori PR Campaign.
Dalam penilaian Junaedi, serangkaian kegiatan yang dilakukan KOMAKOM sudah melampaui zamanya sehingga berhasil naik kelas dari yang berskala nasional menjadi internasional.
"Sehingga teman-teman bisa berkompetisi bukan hanya dengan peserta dari Sabang sampai Merauke, tetapi juga dari berbagai negara," terangnya.
Junaedi mengingatkan agar mahasiswa menjadikan ajang ini untuk membangun portofolio. Esensinya bukan semata pada kalah atau menang lomba, namun mahasiswa mampu membangun portofolio sehingga nanti menjadi lulusan yang dinyatakan kompeten.
Bukan Sekadar Kompetisi
Ketua KOMAKOM UMY, Justian Pilar Prambar Galaphuri mengatakan Communication Award bukan sekadar kompetisi dan awarding untuk para pemenang. Melainkan sebuah kampanye sosial untuk menyadarkan masyarakat secara luas tentang isu-isu krusial yang perlu diperhatikan bersama.
"Communication Award kami buat bukan lagi sebatas kompetisi, melainkan sebagai kampanye sosial yang berbasis kompetisi," tegasnya.
Menurut Justian, selain karena banyaknya permasalahan tentang Food Waste, kegiatan ini sekaligus sebagai upaya untuk mendukung kebijakan SDG's dari pemerintah.
Justian menambahkan sebagai gambaran implementasi poin kedua belas SDG's, yang mengatakan tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, masyarakat seringkali menemui atau bahkan mungkin diri kita sendiri, menyisakan makanan di piring.
"Padahal ketika kita melihat lebih luas, Food Waste ini menyebabkan kerusakan di bidang lingkungan. Kalau dihitung, ini berbanding terbalik dengan tingkat kemiskinan dan kelaparan di Indonesia," jelas Justian.
Ketua Panitia Communication Award, Faris Hidayat juga mengatakan Food Waste merupakan masalah serius dan kompleks. Setiap tahun miliaran ton makanan yang seharusnya dapat dikonsumsi oleh manusia terbuang secara sia sia.
"Ini bukan hanya membuang sumber daya yang berharga, tetapi juga berdampak negatif pada lingkungan dan masyarakat," tegasnya.
Harapannya pelaksanaan Communication Award tahun ini mampu menjadi wadah bagi mahasiswa untuk belajar dan berkarya dalam ajang kompetisi bertaraf internasional. Serta mampu meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan perilaku boros pangan.
Bagikan