Bisnis
13 Januari, 2022 13:04 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, JOGJA – Menghadapi perubahan, anak muda Indonesia saat ini dituntut lebih dalam menjalani hidup yang purposeful dan punya kemauan untuk berkontribusi lebih terhadap perubahan Anak muda dinilai memiliki kepekaan yang lebih kepada permasalahan di sekitarnya.
Dengan peluang bonus demografi anak muda di Indonesia, Chief Executive Officer (CEO) Paragon Technology and Innovation (PTI) Salman Subakat mengatakan anak muda sekarang diwajibkan berkolaborasi, bukan lagi berkompetisi.
Hal itu disampaikan Salman kepada Eduwara.com melalui wawacara tertulis yang diterima tim redaksi Kamis (13/1/2022). Adapun, PTI merupakan perusahaan yang memproduksi produk kecantikan dengan merek antara lain Wardah, Emina, serta Make Over. Berikut kami sajikan petikan wawancaranya.
Bagaimana sudut pandang PTI dalam memandang kondisi anak muda Indonesia dewasa ini?
Anak muda Indonesia sekarang punya kemauan berkontribusi, mereka memiliki kepekaan kepada permasalahan di sekitarnya. Hanya saja, perkembangan pesat arus digitalisasi dan teknologi menjadikan mereka menginginkan hasil yang cepat terlihat. Dasar yang ada sudah baik, yang diperlukan oleh anak-anak muda ini adalah lingkungan yang mendukung dan juga adanya mentor.
Di tengah disrupsi perkembangan perangkat dan akses teknologi informasi yang pesat, menurut Anda apakah tantangan besar yang dihadapi anak muda Indonesia sekarang?
Kemudahan pada akses teknologi dan informasi merupakan peluang besar bagi anak-anak muda. Akses untuk belajar dan berjejaring semakin tidak terbatas. Geografis tidak lagi menjadi penghalang, sehingga peluang terjadinya transfer knowledge dan juga kolaborasi antar lembaga, antar daerah, bahkan antar negara menjadi terbuka lebih luas.
Tantangan adalah mindset dari sumber daya manusianya. Digital mindset diperlukan karena keberadaan infrastrukturnya digital harus didukung sumber daya manusianya yang tidak terpaku zaman pra-digitalisasi.
Jika mindset sumber daya manusianya belum mengikuti dengan digital mindset, dapat mengakibatkan kita kurang bijak dalam hidup di dunia digital atau juga membuat kita berakhir bukan sebagai pengguna produktif yang bisa menghasilkan karya, melainkan hanya menjadi pasar konsumsi dari perkembangan yang ada.
Indonesia memasuki bonus demografi pada 2045. Bagaimana PTI memandang hal ini menjadi sebuah peluang?
Bonus demografi nanti apakah menjadi bonus ataupun disaster bergantung dari masyarakat usia produktif yang ada. Akan tetapi, potensi yang ada merupakan sebuah kemutlakan, sehingga kita sebagai masyarakat yang sudah lebih dulu berada dalam ekosistem ini memiliki andil untuk mewujudkan nasib Indonesia ke depan.
Kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh pendidikan, mulai dari pendidikan di keluarga sebagai lingkungan terkecil, di sekolah, di lingkungan kerja dan juga di masyarakat secara luas.
Dukungan apa yang diberikan PTI agar anak-anak muda melakukan perubahan?
Anak muda adalah pendorong perubahan. Mereka tidak menawarkan pengalaman tetapi mereka menawarkan masa depan. anak-anak muda ini memerlukan lingkungan yang mendukung dan juga mentor.
Paragon juga mengalami banyak perubahan di tangan anak-anak mudanya, berupaya menghadirkan safe space dan juga melibatkan Paragonian (karyawan Paragon) mendampingi anak-anak muda melalui program-program diinisiasi Paragon, maupun kolaborasi dengan komunitas dan pemerintah.
Salah satu program yang cukup holistik adalah Educational Leadership Program (Eduleads Program) yang beberapa programnya juga bekerjasama dengan kebijakan pemerintah yaitu Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Dalam dunia pendidikan, Paragon berupaya konsisten memberikan dukungan kepada para stakeholder dunia pendidikan, baik itu dari anak didik, tenaga pendidik, komunitas pendukung pendidikan, maupun infrastruktur pelaksanaan pendidikan itu sendiri.
Untuk itu, Paragon terus mendukung program pendidikan keluarga, peningkatan kapabilitas guru melalui Wardah Inspiring Teacher, adanya program besiswa baik untuk teman-teman mahasiswa maupun untuk siswa SMK, kolaborasi dengan komunitas-komunitas dan juga pembangunan/ pembenahan infrastuktur sekolah-sekolah yang sudah kurang layak kondisinya.
Bagi Anda, bagaimana sikap, pola pikir, dukungan atau perilaku anak-anak muda yang bisa diharapkan untuk menjadi bangsa besar?
Selain kualitas dari segi intelektual, kepedulian kepada sesame adalah modal penting membangun bangsa. Mereka tidak boleh sukses sendiri tapi sukses bareng-bareng.No one left behind, sekarang ini sudah zamannya kolaborasi, bukan lagi zamannya berkompetisi untuk jadi yang paling baik sendirian.
Bagikan