logo

Kampus

Dua Dosen UMY Tembus Top 2 Persen Ilmuwan Berpengaruh Dunia

Dua Dosen UMY Tembus Top 2 Persen Ilmuwan Berpengaruh Dunia
Dosen Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY Muhammad Thesa Ghozali (EDUWARA/Dok. UMY)
Setyono, Kampus14 Oktober, 2025 02:01 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Dalam rentang satu minggu, dua dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil menembus jajaran Top 2 Persen Ilmuwan Berpengaruh Dunia. Sebelumnya, tiga dosen lainnya dari UMY juga meraih prestasi yang sama.

Dua dosen yang berhasil menembus peringkatn tersebut, adalah dosen Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY Muhammad Thesa Ghozali dan dosen Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik (FT) UMY Iswanto.

Ghozali berhasil menembus dua persen ilmuwan berpengaruh di dunia berdasarkan pemeringkatan yang dikeluarkan 'Stanford University dan Elsevier'. Sedangkan Iswanto masuk daftar World’s Top 2% Scientist Network tahun 2025.

Rektor UMY Achmad Nurmandi mengatakan pengakuan tersebut tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga bukti nyata kontribusi riset farmasi UMY yang berdampak di tingkat global.

Menurut Achmad, raihan ini menegaskan visi besar universitas untuk menjadi perguruan tinggi yang unggul melampaui PTN-BH, baik dari aspek akreditasi, peringkat, maupun prestasi. 

“Visi tersebut hanya dapat dicapai melalui strategi komprehensif yang mencakup perluasan jejaring kerja sama dengan pemerintah, industri, dan mitra global,” terang Achmad, dilansir Jumat (10/10/2025).

Ghozali meraih prestasi berkat karya-karya ilmiahnya yang inovatif, terutama di bidang integrasi ilmu farmasi dengan teknologi informasi dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence /AI). Kini nama Ghozali sejajar dengan para ilmuwan dunia.

Dosen Program Studi Teknik Elektro FT UMY, Iswanto. (EDUWARA/Dok. UMY)

Tema Riset

Fokus penelitian Ghozali mencakup dua aspek utama, yakni edukasi pasien (patient education) dan penemuan obat baru berbasis AI. Melalui teknologi AI, apoteker dapat memberikan edukasi yang lebih cerdas dan personal kepada pasien, sekaligus mempercepat proses drug discovery atau penemuan obat-obatan baru.

Ghozali menjelaskan pengakuan internasional ini tidak lepas dari kekuatan tema riset yang ia tekuni, yaitu Farmasi Informatika, bidang yang menggabungkan farmasi, teknologi informasi, dan kecerdasan buatan. Ia menilai integrasi teknologi merupakan langkah penting dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0 dan Civil Society 5.0.

“Saya selalu melihat arah kehidupan peradaban. Kita hidup di era Revolusi Industri 4.0 dan masyarakat 5.0, jadi pemanfaatan teknologi informasi itu menjadi kebutuhan mutlak,” jelasnya.

Terkait prestasinya, dosen Prodi Teknik Elektrp FT UMY, Iswanto, menjelaskan penilaian tersebut dilakukan secara ketat oleh tim dari Stanford University berdasarkan data publikasi Scopus yang dikurasi oleh Elsevier. Para peneliti yang masuk dalam daftar ini memiliki tingkat sitasi tinggi, terutama dari artikel yang diterbitkan melalui jurnal-jurnal Elsevier.

“Saya menulis artikelnya di jurnal Elsevier. Banyak yang bilang jurnal Elsevier itu sulit, dan memang benar. Tapi kalau kita mau berusaha, pasti ada celah untuk bisa masuk,” ujarnya.

Iswanto juga mengatakan bahwa capaian tersebut tidak lepas dari kolaborasi riset yang intens. Ia secara rutin bekerja sama dengan peneliti dari STIKOM Yos Sudarso serta beberapa penulis luar negeri, termasuk dari Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia.

Beberapa hasil penelitian Iswanto antara lain robot penyiram tanaman dan robot penyelamat, yakni kapal penyelamat yang dikendalikan dari jarak jauh untuk menolong korban tenggelam.

Read Next