Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada pengujung 2024 resmi mengganti Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dari Gunawan Budiyanto ke Achmad Nurmandi. Upacara Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Rektor UMY ini dilaksanakan Senin (30/12/2024) di Ballroom Gedung UMY Student Dormitory.
Gunawan yang menjabat Rektor UMY selama dua kali periode, yaitu 2016-2020 dan 2020-2024. Dalam delapan tahun terakhir kepemimpinan Gunawan, UMY berhasil meraih Akreditasi Internasional bagi 24 program studi, Akreditasi Unggul bagi 39 program studi dan memiliki 43 guru besar.
UMY pun menjadi satu dari sembilan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang telah terakreditasi Unggul, dari 99 PTS yang ada di Yogyakarta.
“Banyak pengalaman yang semakin membuat saya berkembang dan menjadi lebih paham tentang Muhammadiyah setelah menjadi Rektor. Periode pertama, saya dikenal keras karena memang saya ingin meningkatkan kualitas roh pendidikan UMY,” kata Gunawan.
Pada periode kepemimpinan yang kedua, yang berbarengan dengan pandemi Covid-19, Gunawan mengakui meski lebih rileks, namun tantangan yang dihadapi tidak berkurang besarnya. Tantangan tersebut, mulai dari upaya meningkatkan akuntabilitas keuangan untuk menyelesaikan persoalan perpajakan hingga upaya mencari mahasiswa baru.
Keberhasilan Gunawan dalam menata sistem manajemen keuangan, sehingga bisa diketahui jumlah pemasukan dan pengeluaran perhari, menjadikan UMY menjadi kampus yang selalu mampu meningkatkan sarana prasarana penunjang pendidikan.
“Kemajuan sarana prasarana pendidikan ini menjadi modal kuat untuk menarik mahasiswa baru. Tentunya seluruh pencapaian gemilang UMY merupakan hasil kerja kolektif. Saya percaya pemimpin adalah bagian dari tim yang menggerakkan organisasi melalui teladan nyata yang diberikan,” tuturnya.
Agenda Strategis
Kepada Achmad Nurmandi selaku Rektor UMY yang baru, Gunawan berpesan di tengah PTS mengalami guncangan besar melalui kebijakan yang ada saat ini, diperlukan penerapan langkah-langkah strategis dan optimal yang akan terus membawa kemajuan UMY.
Dalam sambutannya, Nurmandi berpandangan bahwa UMY yang dibangun atas dasar imajinasi dari para pendiri harus diteruskan oleh pimpinan selanjutnya. Imajinasi ini, menurut Nurmandi, harus sesuai kebutuhan bertransformasi dalam mengikuti perkembangan dan kemajuan masa sekarang.
“Inilah yang menjadi tugas kami sebagai penerus kepemimpinan di UMY, terutama dengan telah adanya reputasi, baik yang dimiliki di tingkat nasional hingga internasional. Tentu banyak tantangan di depan mata, sehingga penting bagi PTS untuk terus berkembang dan melakukan penyesuaian dengan banyaknya perubahan regulasi yang bersifat dinamis,” imbuh Nurmandi.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyampaikan PP selalu memberikan agenda-agenda strategis bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) agar dapat berkembang menjadi center of excellence.
“Ini sekaligus menjadi ikhtiar bagi Muhammadiyah agar dapat memberikan dampak lebih luas hingga skala internasional,” ucap Haedar.
Haedar sangat percaya UMY telah memiliki posisi yang bagus, mengingat fleksibilitas dan kemampuan adaptasinya terhadap perkembangan global yang mengedepankan kualitas.
“Saya berpesan, jangan merasa cukup dengan level perguruan tinggi secara nasional, karena Indonesia masih tertinggal di tingkat global. Segala perkembangan ini sekaligus menjadi garda terdepan program internasionalisasi Muhammadiyah,” ujar Haedar.