Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JAKARTA -- Menjadi generasi sandwich atau sandwich generation memang tidak mudah. Di satu sisi, anak merasa harus berbakti atau balas budi pada orangtua. Sedangkan satu sisi lainnya, anak juga memiliki kebutuhan hidup sendiri yang juga harus dipenuhi.
Sandwich generation merupakan sebutan kepada seseorang yang menanggung beban ekonomi banyak orang termasuk kedua orangtua, dirinya sendiri dan keluarganya sendiri jika orang tersebut sudah berumah tangga.
Certified Financial Planner Anissa Steviani mengatakan, di Indonesia banyak anak menjadi generasi sandwich terlebih dengan masih eratnya hubungan kekerabatan antara anak dan orangtua. Terlebih, banyak orangtua yang beranggapan bahwa anak adalah investasi masa depan.
“Sandwich generation ini juga suatu masalah. Sebenarnya sejak zaman dahulu, ini sudah ada, tapi masalahnya sekarang menjadi lebih kompleks. Pasalnya orangtua saat ini juga lebih mudah punya akses ke gaya hidup dan juga ke fasilitas pinjaman uang. Ada yang minta dicicilkan mobil ke anaknya. Ada yang minta liburan. Sehingga ini menjadi beban bagi si anak,” papar Annisa dalam webinar yang digelar oleh OVO di Jakarta , Selasa (30/11/2021).
Munculnya sandwich generation juga disebabkan karena minimnya literasi keuangan sehingga tak memiliki bekal untuk merencanakan keuangan ke depannya. Pada saat orangtua sudah tak bekerja dan tak memiliki dana pensiun, maka beban tersebut menjadi berpindah ke si anak untuk mencukupi seluruh kebutuhan hidup kedua orangtua.
Lalu apa yang harus dilakukan jika menjadi sandwich generation?
“Pertama, pastikan penghasilan kita cukup. Kemudian kita bikin budget. Pastikan ada dana darurat yang tersedia. Yang tak kalah penting perhatikan juga jika orangtua kita sakit, siapa yang akan membiayai? Kalau sudah memiliki BPJS Kesehatan, maka siapa yang akan rutin membayarkannya setiap bulan?” tutur Annisa.
Selanjutnya, kata Annisa, perlu ada komunikasi dengan kakak atau adik si anak yang mengalami sandwich generation.
“Jangan ditanggung sendirian, komunikasikan dengan kakak dan adik karena pasti si anak juga memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi,” ujar Annisa.
Ditegaskan Annisa, sandwich generation tidak boleh berlanjut ke generasi berikutnya. Sandwich generation harus diakhiri.
“Kegagalan financial orangtua kamu jangan sampai terulang di kamu dan anak-anakmu. Gaya hidup harus dijaga. Jika tak punya dana pensiun maka harus menuruti gaya hidup yang sesuai dengan kemampuan,” papar Anissa. Bhakti