logo

Sekolah Kita

Kisah Guru Penggerak, Mimpi Pembelajaran Berkonsep Merdeka

Kisah Guru Penggerak, Mimpi Pembelajaran Berkonsep Merdeka
Guru Penggerak Angkatan I Tuti Alawiyah yang juga Guru SMA Negeri 1 Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Eduwara/Bhakti)
Bhakti Hariani, Sekolah Kita31 Januari, 2022 14:33 WIB

Eduwara.com, BOGOR – Semangat untuk mencerdaskan anak bangsa tak pernah padam dalam diri Tuti Alawiyah. Hal inilah yang mendorongnya untuk mengikuti seleksi Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP). Tuti pun lulus menjadi Guru Penggerak Angkatan Pertama di SMA Negeri 1 Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

“Saya ikuti seleksinya dan saya merasa sangat bersyukur karena berhasil lulus. Banyak tantangan selama menjalani program PGP selama sembilan bulan, terutama dalam hal mengatur waktu antara tugas sebagai guru, kepala perpustakaan, wali kelas, pembina Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), dan saya juga tengah melanjutkan kuliah S3 saya,” papar Tuti di kanal YouTube Ditjen GTK Kemdikbud RI seperti dilihat Eduwara.com, Senin (31/1/2022).

Mengatur waktu menjadi tantangan utama Tuti selama menjalani Program PKP meski demikian dia tetap berfokus dan berkonsentrasi agar bisa lulus tanpa harus mengabaikan kewajiban lainnya. Selama mengikuti Program PGP, Tuti mendapatkan banyak pengalaman baru dan ini mengubah pola pikirnya. Dia juga menularkan ilmu yang didapatnya selama program PGP kepada rekannya sesama guru dan juga diaplikasikan dalam mendidik para siswa.

“Anak-anak menjadi lebih mandiri, kreatif dan mampu berkolaboratif serta lebih terasah sisi sosial dan emosionalnya,” kata Tuti.

Dia pun mengikuti berbagai aksi nyata untuk mengasah kemampuannya selama mengikuti Program PGP ini. Tuti mengajak serta siswanya mengikuti berbagai lomba terkait inovasi dan kreativitas. 

“Saya mengikuti lomba inovasi di Bulan Desember 2020. Siswa saya ajarkan membuat Leafcos Cake, Solejam, Hondy. Berhasil mendapat juara kedua se- Kabupaten Bogor,” tutur Tuti.

Dia juga memanfaatkan dinding perpustakaan untuk dijadikan mading perpustakaan dengan nama Edumedia. Mading ini berisikan banyak artikel, berita, informasi ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk dibaca para siswa.

Tuti menuturkan, mengikuti Program PGP ini adalah pilihan tepat. Dia mendorong agar para guru lainnya untuk juga ikut serta di program ini. “Saya bisa mengaplikasikan cara mengajar dengan konsep Merdeka. Merdeka ini merupakan singkatan yakni Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi dan Refleksi terbimbing, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, Aksi nyata,” papar Tuti.

Wanita berkacamata ini juga meminta sesama rekannya untuk tak pernah lelah menjadi guru yang terus meningkatkan kemampuannya menjadi lebih baik lagi. “Jadilah guru yang senantiasa memiliki semangat mencerdaskan bangsa dengan mengikuti program PGP,” tutur Tuti.

Senada dengan Tuti, sejumlah guru penggerak yang telah lulus di Program PGP Angkatan Pertama ini juga menegaskan tekad mereka untuk terus menerapakan sejumlah inovasi terkait kegiata belajar mengajar. 

Emanuel Fernandez, Guru Penggerak dari Kabupaten Flores Timur, mengatakan bahwa dirinya akan terus membangun kolaborasi bersama komunitas praktisi juga bersama komunitas sesama guru penggerak.

Sementara itu, Guru Penggerak Kota Surabaya Edi Sulistiyono akan meminta muridnya untuk menceritakan satu cerita kebaikan yang dilakukan oleh si murid, setiap harinya. “Dengan demikian kebaikan akan terus mengalir dan tercipta setiap harinya,” ujar Edi.

Tuti Alawiyah saat mendampingi siswanya membuat berbagai inovasi (Eduwara/Bhakti)

Komitmen Daerah untuk PGP

Sesuai dengan Permendikbudristek Nomor 40 Tahun 2021 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah, maka para guru yang lulus dalam program PGP ini dapat ditempatkan menjadi kepala sekolah. Mereka memiliki tugas untuk memimpin sekolah, menjadikan pendidikan menjadi lebih baik lagi, nyaman dan menguatkan kolaborasi.

“Kami minta kepada bupati dan wali kota untuk memberikan kesempatan kepada mereka untuk menjadi kepala sekolah. Saya titipkan tongkat estafet ini selanjutnya kepada para bupati dan wali kota. Mari kita berjuang untuk anak-anak kita, karena kita semua adalah agen perubahan,” papar Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah (KSPS), dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi (Kemendikbudristek) Praptono.

Hal ini diamini oleh para pemimpin di daerah diantaranya oleh Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie. 

Isyak meyakini bahwa program PGP dengan para guru yang telah lulus, mampu membawa transformasi pendidikan pada para siswa. “Kami percaya inovasi yang dilakukan akan mampu arahkan anak kita punya masa depan,” ujar Isyak.

Senada dengan Isyak, Bupati Lombok Timur Sukiman Azmi juga menegaskan komitmennya bagi para guru yang telah lulus PGP. “Saya menyambut baik Guru Penggerak ini ke depan diberikan ruang dan priotitas menjadi kepala sekolah, pengawas agar guru menjadi lebih profesional. Guna mewujudkan pendidkan yang berkualitas di Indonesia,” tutur Sukiman.

Bupati Cirebon Imron Rosyadi pun siap mengangkat para guru yang telah lulus Program PGP ini untuk menjadi kepala sekolah. 

“Kami siap mengangkat Guru Penggerak untuk menjadi kepala sekolah. Mereka sudah memahami makna Merdeka Belajar dan pastinya akan mampu mendidik mewujudkan Pelajar Pancasila,” tutur Imron. 

Read Next