logo

Kampus

Wisudawan Terbaik UMM Kuasai Enam Bahasa Asing

Wisudawan Terbaik UMM Kuasai Enam Bahasa Asing
Daffa Indra Arya Wardhana, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, wisudawan terbaik UMM yang menguasai enam bahasa asing. (EDUWARA/Istimewa)
Fathul Muin, Kampus26 Januari, 2022 06:36 WIB

Eduwara.com, MALANG — Daffa Indra Arya Wardhana, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, berhasil meraih predikat sebagai wisudawan terbaik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Daffa menguasai enam bahasa asing. Kuncinya, ia menjalani berbagai hal sesuai dengan passion.

Menurut dia, menjalani hal sesuai dengan passion selalu membuahkan hasil yang cemerlang. Kecintaannya terhadap bahasa asing menjadikannya bersemangat pantang menyerah. Semangat itu mengantarkannya meraih predikat lulusan terbaik pada wisuda UMM, Selasa (25/1/2022).

Daffa menguasai bahasa Inggris dan lima bahasa asing lainnya, yakni bahasa Jepang, Korea, Mandarin, Perancis, dan Jerman. Dia juga menguasai beberapa bahasa daerah, Jawa, Banjar, serta Sunda.

Ketertarikannya belajar bahasa, diasah sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD) karena dirinya sangat gemar mengobrol, khususnya mendengarkan cerita orang. 

"Saya memang senang mendengar orang bercerita, terutama beragam aksen yang dimiliki oleh orang-orang. Dari cerita-cerita itu, saya bisa lebih memahami orang lain dan juga memaknai hidup," ujar anak sulung tersebut.

Hobi yang ia senangi saat kuliah, yakni naik transportasi umum. Lewat hobinya, Daffa bisa mengenal berbagai macam orang, mulai dari dosen, pegawai, hingga mereka yang memiliki bisnis besar. Hal itu dirasa menginspirasinya untuk terus berkarya. 

Tentang teknik menguasai bahasa, kata dia, kuncinya membiasakan diri dengan bahasa sasaran. Dibantu dengan kegiatan menonton film, serial tv, serta mengikuti perkembangan musik mancanegara. Tak ketinggalan membaca buku-buku yang menggunakan bahasa sasaran dan menggunakannya untuk berkomunikasi. Hal-hal itulah yang menjadi kunci Daffa menguasai sederet bahasa.

Meski begitu, Daffa belajar bahasa asing bukan tanpa hambatan. Tantangan terbesar, menurut dia, penulisan bahasa yang tidak menggunakan sistem alfabet seperti bahasa Jepang, Korea, dan Mandarin. Namun, hal itu tak mematahkan semangat Daffa untuk berusaha memahami dan menguasai bahasa asing.

Daffa berpikir, keahlian ini bisa menjadi batu loncatan untuk mewujudkan tekadnya untuk studi di luar negeri. "Penguasaan bahasa asing sebetulnya memberikan kita privilege untuk bisa mendapat beasiswa luar negeri. Itu juga yang memacu semangat saya untuk terus belajar," tegasnya.

Meski fokus pada bidang akademik, Daffa juga aktif dalam organisasi. Dia bergabung di Lembaga Semi Otonom (LSO) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas. Tahun 2020, dia juga menjadi awardee Program Kampus Mengajar Perintis dan bertugas menjadi asisten pengajar di SDN Tegalgondo 02 Kabupaten Malang. Selain itu juga berkesempatan magang di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), Balai Kota Among Tani Batu.

Read Next