logo

Kampus

FEB UMM Berikan Kesempatan Mahasiswa Lulus Tanpa Skripsi

FEB UMM Berikan Kesempatan Mahasiswa Lulus Tanpa Skripsi
Nata Wira Waskita (kiri), Nur Azizah, dan Dimas Febry Prasetyo. (EDUWARA/Istimewa)
Fathul Muin, Kampus24 Januari, 2022 21:29 WIB

Eduwara.com, MALANG — Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Munhammadiyah Malang (UMM) memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk lulus dengan tanpa mengerjakan skripsi diganti karya dan kontribusi nyata, mengacu konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)

Kesempatan lulus tanpa menulis itu, diperoleh Nata Wira Waskita, Dimas Febry Prasetyo, dan Nur Azizah. Dua nama pertama sukses menelurkan inovasi baru yang bersifat wirausaha.

Dimas berhasil mengubah barang rongsok dan limbah plastik menjadi perabotan rumah tangga yang bernilai. Dimas, yang sempat bekerja selama dua tahun sebelum berkuliah, mengatakan pengalaman saat bekerja membuatnya mendapatkan ide memanfaatkan limbah plastik yang kemudian diubah menjadi biji plastik dan diolah untuk dijadikan perabot baru yang memiliki nilai lebih.

"Ide ini terlintas ketika saya melihat banyaknya limbah plastik yang melimpah. Paling tidak ini bisa menjadi terobosan baru untuk berinovasi dan memberikan peluang tenaga kerja," ungkap Dimas, Senin (24/1/2022).

Sedangkan Nata berhasil mengembangkan SPBU miliknya sehingga mempunyai nilai tambah. SPBU yang dibuka sejak 2022 itu dikembangkan demi sedikit, mulai dari pengembangan, peluang kerja, kualitas pelayanan hingga program excellent. Kerja nyatanya sukses mendapatkan gelar sarjana tanpa menulis skripsi.

"Saya juga membuka café di dekat usaha saya sehingga bisa menjadi faktor kenaikan grade SPBU yang sekarang saya pegang," tambahnya.

Keberhasilan Nur Azizah memperoleh fasilitas bebas tanpa skripsi, lain lagi. Dia berhasil mempublikasikan penelitiannya ke jurnal terakreditasi SINTA 2. Hal ini berbuah manis, dia bisa lulus kuliah tanpa bersusah payah menulis skripsi.

Meski begitu, kata dia, melakukan penelitian jurnal bukan perkara mudah dan membutuhkan waktu yang panjang, setidaknya ia harus menghabiskan waktu enam bulan untuk menyelesaikannya.

Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan UMM, M Sri Wahyudi, berharap makin banyak mahasiswa yang mampu mengikuti jejak mereka, yakni menciptakan inovasi yang tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tapi juga untuk masyarakat luas.

"Teruslah belajar dan berinovasi sebagai bentuk pengabdian untuk negeri," tegasnya.

Read Next