logo

Kampus

Melalui Pelatihan Pembuatan Sambal, UNY Kenalkan Gizi Ke Masyarakat

Melalui Pelatihan Pembuatan Sambal, UNY Kenalkan Gizi Ke Masyarakat
Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Almira Nur Maryam, (memegang mangkok, red) menjelaskan proses pembuatan sambal cumi kepada ibu-ibu warga Dusun Wojowalur, Desa Bojong, Panjatan, Kulonprogo, DIY. Almira dan Tim KKN UNY Bojong 1, yang bertugas di Desa Bojong, Panjatan, Kulonprogo, berinisiatif mengenalkan berbagai gizi menguntungkan yang terdapat pada hidangan sambal. Tim (EDUWARA/Dok. UNY)
Setyono, Kampus22 Maret, 2023 03:50 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Yogyakarta yang bertugas di Desa Bojong, Panjatan, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berinisiatif mengenalkan berbagai gizi menguntungkan yang terdapat pada hidangan sambal. 

Ketua KKN Bojong 1 Aldafa Rafian Akbar menyampaikan sambal menjadi sarana promosi pengenalan gizi ke masyarakat karena hidangan ini merupakan menu yang tidak terpisahkan dari kuliner Indonesia. 

"Berbagai macam sambal selalu tersaji di meja makan masyarakat, mulai dari sambal yang sederhana teracik dari cabai dan garam saja hingga sambal dengan racikan bermacam bahan," papar Mahasiswa D4 Tata Boga Fakultas Teknik UNY ini, Selasa (21/3/2023).

Belum lagi dengan keberagaman rempah dan bumbu Indonesia, banyak sekali kreasi sambal yang dikembangkan oleh masyarakat sehingga hampir setiap daerah memiliki sambal khasnya masing-masing.

Dalam berbagai bahan utama untuk membuat sambal, Akbar menerangkan terdapat banyak manfaat pada tubuh seperti menjaga kadar gula darah lebih stabil, meningkatkan fungsi kognitif, mencegah anemia, mengatasi hidung tersumbat, meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta menghambat kanker. 

"Cabai kaya akan asam folat untuk menunjang produksi sel darah merah sehingga risiko anemia menjadi makin rendah. Bahkan, asam folat pada cabai juga dikatakan mampu menurunkan risiko terjadinya cacat lahir," ungkapnya.

Untuk lebih menarik perhatian masyarakat, Akbar menyampaikan timnya kemudian memberikan pelatihan pembuatan sambal bagi para ibu. 

Potensi Lokal

Anggota tim KKN, Almira Nur Maryam, mengatakan tim KKN memilih pembuatan sambal cumi dan sambal hijau padang karena banyak warga Dusun Wojowalur yang bercocok tanam cabai dan bawang merah. 

"Sebagai alternatif pengolahan dan pemanfaatan potensi lokal, kami pilih sambal cumi karena mengandung protein dan dapat sebagai lauk nasi," katanya.

Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan sambal cumi adalah bawang merah, bawang putih, cabai rawit, dan cabai keriting. Agar awet, sebelum ditumis bahan-bahan seperti bawang merah, bawang putih dan cabai direbus terlebih dahulu. Semua bahan diblender agar halus kemudian diberi bumbu garam, penyedap, gula lalu ditumis hingga matang. 

Sambal lalu dikemas dalam botol dan wadah yang menarik sehingga layak untuk dijual sebagai tambahan penghasilan. 

Menurut Almira, cumi mengandung vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan yaitu protein, kalsium, magnesium, sodium, vitamin A, B6, B12, C dan E serta kandungan kalorinya juga rendah.

Read Next