logo

Gagasan

NTB Jadikan Museum Media Pembelajaran Profil Pelajar Pancasila

05 Juni, 2024 18:08 WIB
NTB Jadikan Museum Media Pembelajaran Profil Pelajar Pancasila
Sejumlah pengunjung melihat koleksi yang dimiliki Museum Negeri Mataram yang dikelola Pemprov NTB. Disdikpora NTB menjadikan museum sebagai media pembelajaran dalam program pembentukan Profil Pelajar Pancasila. (EDUWARA/K. Setyono)

Eduwara.com, JOGJA – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Pemeritah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadikan museum sebagai media pembelajaran dalam program pembentukan Profil Pelajar Pancasila. Keberadaan 35 museum di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi rujukan penting dalam program ini.

Saat ini, NTB yang terdiri atas 10 Kabupaten/Kota, hanya memiliki lima museum saja, di mana empat di antaranya berada di Lombok dan satu museum di Sumbawa. Dengan peradaban yang merupakan hasil persilangan lintas budaya, kekayaan artefak tentang sejarah masa lalu sangatlah kaya.

Hal ini disampaikan Kepala Disdikpora NTB Aidy Furqan saat menerima kunjungan kerja dari Komisi A DPRD DIY yang bertema ‘’Pembelajaran Pancasila di NTB’ pada Senin (4/6/2024).

“Museum kami memiliki keterikatan yang kuat dengan Yogyakarta. Keberadaan museum di Yogyakarta menjadi rujukan dalam banyak hal bagi kami,” kata Furqan.

Sebagai upaya menjadikan para seluruh siswa di NTB menjadi pribadi yang memiliki Profil Pelajar Pancasila, Disdikpora NTB menginginkan museum memegang peran penting dalam pendidikan pelajar untuk mengetahui sejarah besar nenek moyangnya.

Terlebih lagi, kebudayaan di pulau Lombok dan Sumbawa merupakan hasil persilangan kebudayaan yang berasal dari Kerajaan Majapahit, Kerajaan Gowa dan sebagian wilayah Kerajaan Bali.

Begitu banyaknya artefak kebudayaan terlindungi yang belum dikelola pemerintah, Furqon menegaskan, saat ini banyak kolektor artefak yang memburu keberadaannya. Pribadi yang menyimpan kolektor itu awalnya berusaha mempertahankan artefak yang bernilai tersebut, namun karena dorongan ekonomi akhirnya banyak yang dilepas ke pasaran.

“Karenanya melalui program ‘Kotaku Museum Ku, Kampungku Museum Ku’, kami berharap bisa menyelamatkan artefak-artefak tersebut dengan kehadiran museum di seluruh Kabupaten/Kota, termasuk museum desa,” katanya.

Terbesar dan Terlengkap

Kepala Museum Provinsi NTB, Ahmad Nuralam mengatakan, saat ini Museum Negeri Mataram merupakan museum terbesar dan terlengkap. Di museum ini, terdapat 709 koleksi yang berasal dari peradaban tiga suku besar, yaitu Sasak, Sumbawa, dan Mbojo.

“Kami ingin penambahan museum baru nantinya mampu memperkenalkan kebudayaan dan peradaban di NTB yang harus kita banggakan. Bahkan kitab besar Negarakertagama ditemukan di sini, merupakan bukti kayanya kebudayaan kami,” katanya.

Keberadaan museum di pedesaan yang dialokasikan dengan Dana Desa, akan mampu menggali potensi kebudayaan desa sehingga dapat bersaing dengan karakteristik masing-masing desa kepada masyarakat luas.

Sekretaris Komisi A DPRD DIY, Rany Widayati mengapresiasi apa yang ingin dilakukan oleh Pemprov NTB dalam pengembangan museum dengan menjadikan rujukan ke-35 museum di Yogyakarta.

“Keberadaan museum Yogyakarta menjadi peluang dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang sejarah, seni, dan budaya,” jelasnya.

Bahkan melalui program Wajib Kunjung Museum, yang termasuk kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), akan terus perlu diperkuat dengan menyasar ke perkampungan sehingga semakin menguatkan nilai-nilai Pancasila

Dalam kunjungan ini, Komisi A DPRD DIY siap untuk memfasilitasi Disdikpora NTB untuk belajar mengenai Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1/2022 tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan yang diterapkan Pemprov DIY.

Read Next