logo

EduBocil

Orang Tua Pegang Peran Penting dalam PJJ di SLB

Orang Tua Pegang Peran Penting dalam PJJ di SLB
Pengajar Jurusan Autis Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) I Bantul, Krisdi Sutjawanto menilai peran orang tua dalam transfer materi pembelajaran selama sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) sangat penting ((EDUWARA/Setyono))
Setyono, EduBocil14 Desember, 2021 19:02 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Pengajar Jurusan Autis Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) I Bantul, Krisdi Sutjawanto, menilai peran orang tua dalam transfer materi pembelajaran selama sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) sangat penting.

"Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus sangat berbeda dengan siswa reguler. Dibutuhkan pendekatan personal yang disesuaikan dengan karakteristik setiap siswa," katanya kepada Eduwara.com, Selasa (14/12/2021).

Bagi anak berkebutuhan khusus, Krisdi mengatakan, pengajar menekankan pada aspek kebahagiaan dan ketenangan anak sebelum menerima materi pembelajaran. Hal ini memudahkan materi yang diajarkan lebih cepat tertransfer ilmunya.

Kendala inilah, menumbuhkan kebahagiaan yang ditekankan kepada orang tua selama proses PJJ yang berlangsung dua tahun ini.

Sebagai modal, menurut Krisdi, sebelum menerima materi pembelajaran orang tua diajak berkonsultasi guna mengetahui karakteristik dan kemampuan anak didik. Diharapkan, pembelajaran di rumah tidak menemui kendala yang berlebihan dibandingkan di sekolah.

"Tentunya dengan materi yang juga kami kurangi. Konseling ini bertujuan agar orang tua dalam membersamai anak belajar dan mentransfer ilmu dari para guru tidak terlalu berat," katanya.

Video Pembelajaran

Tidak hanya itu, untuk mempermudah anak berkebutuhan khusus dalam menyerap materi pembelajaran praktek. Para guru di SLBN I Bantul melakukan inovasi dengan memperagakan materi praktek lewat video.

Konsep ini dalam evaluasi ternyata lebih mengena dan lebih dipahami para siswa. Pasalnya selain sudah mengenal guru, pembelajaran langsung dengan contoh bisa diterapkan lebih mudah.

"Bagaimana peran orang tua itu terus kita evaluasi setiap minggunya, saat pertemuan pengembalian materi. Ada banyak cerita dari mereka. Pasalnya dengan latar belakang ekonomi dan psikologis sosial, tidak semua orang tua mampu membersamai proses belajar secara penuh," ungkapnya.

Salah satunya, Krisdi bercerita, bagaimana salah satu tua orang tua kesulitan menghadapi kondisi anak autis yang mengalami tantrum saat belajar di rumah. Di sini pengajar meminta orang tua untuk lebih bersabar dan terus mengandalkan kontak mata dengan anak.

Inovasi pembelajaran dan pendekatan ke anak didik SLBN I Bantul, menurut Krisdi, juga berbeda tergantung dari jurusan. Di SLBN I Bantul terdapat lima jurusan yang diperuntukan bagi anak berkebutuhan khusus yaitu netra, grahita, daksa, rungu dan autis.

Di sekolah yang terletak di Jalan Wates, Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Bantul ini terdapat 400 murid yang terbagi mulai dari kelas I SD sampai XII SMA. Sebanyak 127 guru menjadi pengampu.

Read Next