logo

Kampus

Pandemi Dorong Inovasi Riset Kesehatan dan Lingkungan Berperspektif Pengurangan Risiko

Pandemi Dorong Inovasi Riset Kesehatan dan Lingkungan Berperspektif Pengurangan Risiko
Webinar yang diadakan oleh Center for Healthcare Policy and Reform Studies (CHAPTERS) dengan tema “Peranan Universitas dalam Mendorong Inovasi dan Mengurangi Risiko Kesehatan dan Lingkungan”, Rabu (8/12/2021) di Jakarta ((EDUWARA/Bhakti Hariani))
Redaksi, Kampus08 Desember, 2021 21:12 WIB

Eduwara.com, JAKARTA – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan situasi pandemi menunjukkan secara lebih jelas hal-hal yang menjadi prioritas, di antaranya kebutuhan untuk menghadirkan inovasi yang transformatif dalam dunia riset kesehatan dan lingkungan dengan perspektif pengurangan risiko. 

Hal itu dikatakan Nadiem Makarim webinar bertema “Peranan Universitas dalam Mendorong Inovasi dan Mengurangi Risiko Kesehatan dan Lingkungan” yang diselenggarakan Center for Healthcare Policy and Reform Studies (CHAPTERS) secara virtual di Jakarta, Rabu (8/12/2021). 

Nadiem menjelaskan bahwa inovasi yang diciptakan sejatinya tidak hanya terbatas pada unsur kebaruan namun juga mampu menggerakkan perubahan demi memitigasi risiko di masa depan.

“Sebagai contoh misalnya ada inovasi yang berfokus pada efektivitas daur ulang sampah, pengurangan bahaya tembakau, dan berbagai upaya baru untuk mengedepankan sanitasi dan kesehatan masyarakat,” ujar Nadiem.

Pada tahun 2020, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan program Kampus Merdeka. Program ini digagas untuk mendorong perguruan tinggi melakukan riset dan inovasi demi mencapai perubahan yang transformatif di berbagai bidang, termasuk bidang kesehatan dan lingkungan.

Dalam webinar yang diselenggarakan CHAPTERS, para narasumber yang terdiri dari peneliti dan pakar secara rinci membahas mengenai riset dan inovasi di bidang kesehatan dan lingkungan, utamanya terkait konsep pengurangan risiko (harm reduction).

Founder & Chairman Chapters Indonesia Luthfi Mardiansyah, mengatakan, program Kampus Merdeka mendorong para perguruan tinggi dan peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar di luar spektrum pembelajaran di ruang kelas termasuk riset

Dukungan aktif dari perguruan tinggi kepada peserta didik untuk melakukan riset diharapkan mampu mengeliminasi sekat-sekat yang sebelumnya menghalangi mereka melakukan penelitian terhadap isu-isu yang diminatinya. 

“Kami mengapresiasi Kampus Merdeka yang diinisiasi Menteri Nadiem Makarim beserta jajarannya karena program unggulan ini akan semakin mendorong para perguruan tinggi dan peserta didik di Indonesia semakin berani untuk melakukan kajian di berbagai isu. Dukungan positif dari pemerintah ini harus dimaksimalkan agar semakin meningkatkan kualitas perguruan tinggi dan peserta didik di tanah air,” ujar Luthfi.

Pengurangan Risiko

Sementara itu, Mantan Direktur Kebijakan Penelitian dan Kerja Sama Badan Kesehatan Dunia/ WHO Tikki Pangestu mengungkapkan konsep pengurangan risiko merupakan salah satu topik yang masih minim diteliti oleh perguruan tinggi di Indonesia. Padahal, konsep ini menawarkan strategi promosi kesehatan untuk mengurangi konsekuensi berbahaya dari perilaku berisiko. 

Dengan manfaat besar yang diberikan oleh konsep ini, perguruan tinggi dan peserta didik harus mulai tergerak untuk melakukan penelitian lebih lanjut demi terciptanya perbaikan kualitas publik.

“Konsep pengurangan risiko seringkali dikaitkan dengan isu-isu sensitif seperti pengurangan bahaya tembakau sehingga masih sedikit yang meneliti. Apabila dilihat lebih jauh, konsep pengurangan risiko tembakau memiliki manfaat yang besar untuk perbaikan kesehatan publik. Kehadiran program Kampus Merdeka diharapkan menghapus batasan yang selama ini menghambat perguruan tinggi untuk meneliti isu-isu sensitif demi menghadirkan solusi bagi permasalahan kesehatan dan lingkungan,” kata Tikki. Bhakti

Read Next