logo

Sekolah Kita

PTM Dibayangi Hepatitis dan Covid-19, IDI Jogja Sarankan Prokes Ketat

PTM Dibayangi Hepatitis dan Covid-19, IDI Jogja Sarankan Prokes Ketat
Siswa SMPN 13 Kota Yogyakarta meminta ijin kepada guru untuk keluar sekolah saat jam istirahat. Sekolah ini masih menutup kantin dan meminta siswa membawa bekal dari rumah selama PTM. (Eduwara/Setyono)
Setyono, Sekolah Kita12 Mei, 2022 15:02 WIB

Eduwara.com, JOGJA—Penerapan protokol Kesehatan yang ketat mutlak harus diterapkan dalam penyelenggaraan pembelajaran tatap muka 100 persen di tengah masih berlangsungnya pandemi Covid-19 dan ancaman penyebaran virus hepatitis akut misterius.

Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menerbitkan penyesuaian baru aturan pembelajaran di tengah pandemi Covid-19 yang mencakup wajib pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen dengan sejumlah ketentuan.  Di sisi lain, tak hanya Covid-19, anak-anak sekolah kini juga dibayangi oleh penyebaran virus hepatitis akut yang misterius.

Penasehat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Yogyakarta FX Wikan Indrarto meminta masyarakat tetap waspada penularan hepatitis akut yang menular cepat melalui saluran nafas dan cerna saat penyelenggaraan PTM ini.

"Potensi penularan di daerah tetap ada, tidak terkecuali di DIY, meski kita tidak ingin terjadi. Namun orang tua perlu meningkatkan pendampingan pada anak mereka agar tidak tertular hepatitis," jelasnya, Kamis (12/5/2022).

Dirinya juga meminta selama PTM dilaksanakan, orangtua dan sekolah harus terus melaksanakan prokes ketat, guna menangkal Covid-19 sekaligus hepatitis.

Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Satria Wiratama melihat dalam pencegahan hepatitis akut hal terpenting yang harus dilakukan masyarakat tetap menerapkan Prokes.

"Cuci tangan setelah melakukan kegiatan apapun, selalu memakai masker, pola hidup sehat, dan menghindari kerumunan adalah pencegahan terbaik," jelasnya.

Kepada pemerintah, dirinya menyarankan pelaksanaan skrining hepatitis di pintu masuk wisatawan asing, seperti bandara lebih ditingkatkan mengingat cara mendeteksi penyakit berbeda dengan Covid-19.

 "Untuk virus hepatitis harus dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Prosesnya lebih panjang karena di bandara juga belum bisa dilakukan meski bisa dideteksi awal dengan pengukuran suhu dan ditanya gejala sakit hepatitis tidak," paparnya.

Read Next