logo

Kampus

1.205 Wisudawan UMY Diminta Siap Hadapi Permasalahan Bonus Demografi

1.205 Wisudawan UMY Diminta Siap Hadapi Permasalahan Bonus Demografi
Para wisudawan dari berbagai program studi Sarjana, Magister maupun Vokasi di lingkungan UMY yang diwisuda oleh Rektor UMY Gunawan Budyanto, Rabu (9/3/2022). Wisuda kali ini merupakan wisuda periode III Tahun Ajaran 2021/2022 (EDUWARA/Humas UMY)
Setyono, Kampus09 Maret, 2022 20:18 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Gunawan Budityanto, hari ini mewisuda 1.205 mahasiswa dari berbagai tingkatan. Berlangsung secara hybrid dalam dua sesi, mahasiswa yang diwisuda berasal dari berbagai program studi Sarjana, Magister maupun Vokasi. Ini adalah wisuda periode III Tahun Ajaran 2021/2022.

"Indonesia tengah memasuki bonus demografi. Artinya, kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi tantangan di masa depan. Saya menekankan para wisudawan agar menjadi pemantik generasi muda yang dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas," kata Rektor UMY Gunawan Budityanto dalam sambutannya, Rabu (9/3/2022).

Gunawan memaparkan salah satu tantangan Indonesia di masa depan adalah kualitas SDM. Peningkatan kualitas SDM ini bahkan menjadi tantangan tersendiri.

Dijelaskannya, pada 2040 Indonesia dinobatkan menjadi salah satu negara yang mendapatkan bonus demografi. Saat itu, komposisi penduduk Indonesia 40-45 persen adalah usia produktif antara 18-45 tahun.

"Jika bonus demografi tanpa diikuti kualitas SDM, maka fokus demografi itu justru akan menciptakan masalah-masalah sosial bagi negara," katanya.

Karena itu, lanjut Gunawan, lulusan UMY yang merupakan orang- orang pilihan, harus bisa menjadi pemantik generasi muda yang siap meningkatkan kualitas SDM Indonesia.

Bersamaan dengan hal tersebut, Rektor menjelaskan bahwa bonus demografi juga menjadi peluang bagi Indonesia untuk memasuki dunia kerja di negara asing mengingat minimnya pekerja muda di negara lain.

"Bonus demografi memiliki konsekuensi. Sebagaimana negara-negara tetangga kita terutama Jepang, Korea, Taiwan, Singapore, telah mengalami defisit tenaga kerja muda. Banyak petugas yang berumur usia lanjut. Artinya, para pensiunan dipekerjakan kembali di beberapa instansi publik," ucapnya.

Kondisi itu terjadi karena tidak adanya generasi muda. Indonesia dengan melimpahnya SDM muda memiliki masa depan yang terbuka luas. Salah satu modal yang wajib dimiliki agar mampu bersaing adalah menguasai bahasa Inggris untuk memasuki bangsa kerja yang ada di negara tersebut.

Read Next