logo

Bisnis

Alumni UNY Sukses Kembangkan Bisnis Kerajinan Daur Ulang di Bantul

Alumni UNY Sukses Kembangkan Bisnis Kerajinan Daur Ulang di Bantul
Dikko Andre Kurniawan (26) saat berpose dengan berbagai produk daur ulang yang dihasilkan dari berbagai sampah kresek plastik di rumahnya, Selasa (25/10/2022). Lewat 'Sawo Kecik', alumni UNY ini sukses berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan perekonomian warga sekitarnya. (EDUWARA/K. Setyono)
Setyono, Bisnis25 Oktober, 2022 23:02 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Semangat melestarikan lingkungan yang tertanam sejak dini menjadikan Dikko Andre Kurniawan (26) terjun dalam bisnis pemanfaatan sampah plastik menjadi produk daur ulang. Usaha yang dirintis alumni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada pertengahan pandemi lalu terbilang sukses.

Memulai usahanya dari rumahnya yang berada di Dusun Wirosutan, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Andre yang lulus dari UNY pada 2020 ini memberi nama usahanya 'SAWOKECIK'.

"Ini berasal dari dua kata Sansekerta yaitu Sarwo dan Becik, yang bila diartikan adalah terus berusaha memberikan kebaikan. Ini yang tengah saya lakukan melalui usaha pemanfaatan sampah daur ulang, memberi kebaikan pada lingkungan dan pemberdayaan pada ekonomi masyarakat sekitar," jelas Andre pada awal obrolan, Selasa (25/10/2022).

Dalam bisnis yang dirintis mandiri ini, Andre menjadikan berbagai sampah tas kresek maupun pembungkus lainnya menjadi kain anyaman yang kemudian dipadukan dengan bahan lainnya menjadi tas, topi, dompet, maupun peralatan dekorasi lainnya.

Tak hanya itu, Andre juga berinovasi dengan meleburkan berbagai tutup botol minuman kemasan untuk dijadikan anting, gantungan kunci hingga pembungkus (casing) handphone.

"Sejak SMA saya sudah menaruh perhatian pada pelestarian lingkungan. Berawal dari menanam pohon, kegelisahan saya pada keberlangsungan lingkungan berlanjut pada bagaimana upaya maupun pemanfaatan limbah sampah yang dibuang masyarakat," katanya.

Secara otodidak, Andre yang tahun ini masuk dalam 10 besar finalis kategori Bidang Usaha Kreatif ajang Wirausaha Muda Pemula (WMP) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), memulai usahanya.

Dalam prosesnya, berbagai sampah kresek plastik yang didapatkan dari berbagai bank sampah di desanya, setelah dibersihkan, lalu dipotong memanjang dengan lebar kurang lebih 1 Cm.

Dengan alat tenun bukan mesin (ATBM) yang diciptakan selama dua bulan pada 2020, Andre kemudian menjadikan potongan ini sebagai pengganti benang untuk kemudian ditenun menjadi lembaran plastik.

"Untuk lembar kain tenunan satu meter persegi, rata-rata dibutuhkan sebanyak 30-35 plastik kresek. Dari sinilah kemudian kain ini dikombinasikan dengan berbagai bahan lain untuk dijadikan macam-macam produk," ungkapnya.

Melalui pemasaran online dan langsung di berbagai pameran, Andre mengatakan setiap produk yang dihasilkan oleh 'SAWOKECIK' ini diberi harga mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 100.000.

Sedangkan untuk produk casing Hp, Andre mengatakan dirinya menggunakan tutup botol yang warnanya dikombinasikan untuk kemudian dilebur dan dicetak sesuai pesanan dengan harga Rp 65 ribu.

Secara pribadi, Andre mengaku puas hasrat untuk melestarikan lingkungan tersalurkan dalam bentuk kegiatan ekonomi. Selain berkontribusi pada penyelamatan lingkungan, dirinya juga bangga karena mampu memberi pekerjaan pada warga sekitar rumahnya.

"Kesulitan awalnya adalah mengajarkan dan memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa sampah plastik yang selama ini dibuang ternyata bisa dimanfaatkan. Hal inilah yang terus saya sebarkan ketika diundang dalam berbagai pelatihan. Sampah itu bisa dijadikan duit jika kita mampu mengolahnya," tutupnya. 

Read Next