logo

EduBocil

Background Knowledge Bantu Siswa Pahami Materi Baru

Background Knowledge Bantu Siswa Pahami Materi Baru
Moderator Webinar, Rita Jhon Harsono (kiri atas) dan Praktisi Pendidikan Sekolah Samaria, Debbie Khumara (kiri bawah) dalam webinar Aktivasi Backgorund Knowledge untuk Memahami Materi yang diselenggarakan REFO Indonesia, Kamis (24/3/2022). (EDUWARA/Dok. REFO Indonesia)
Redaksi, EduBocil24 Maret, 2022 20:54 WIB

Eduwara.com, JAKARTA - Siswa akan lebih mudah belajar materi baru ketika memiliki minat terhadap materi yang diajarkan. Oleh karena itu, perlu pendekatan khusus menggunakan background knowledge.

Background knowledge merupakan kumpulan pengetahuan yang dimiliki siswa, baik pengalaman maupun minat mereka. Jika kumpulan pengetahuan itu dihubungkan dengan materi pelajaran akan menimbulkan rasa ingin tahu siswa.

Hal tersebut disampaikan Praktisi Pendidikan Sekolah Samaria, Debbie Khumara dalam Indonesia Edu Webinar: Aktivasi Backgorund Knowledge untuk Memahami Materi, Kamis (24/3/2022). Webinar itu diselenggarakan oleh REFO Indonesia melalui siaran langsung You Tube.

Debbie menambahkan, dalam menyampaikan materi baru, guru hendaknya mengumpulkan background knowledge yang dimiliki siswa terlebih dahulu.

"Ketika background knowledge ditambah materi baru maka siswa akan memahami materi. Kalau langsung masuk materi baru tanpa mengumpulkan background knowledge, belum tentu siswa paham maksud materinya," kata dia.

Seringkali, sambung Debbie, guru langsung masuk ke materi tanpa mengumpulkan background knowledge siswa. Hal itu karena waktu dan materi yang harus disampaikan banyak, sehingga siswa belum memahami secara mendalam. Padahal backgorund knowledge sangat penting untuk pemahaman, membuat koneksi dengan pengetahuan sebelumnya, dan memahami konten utama.

"Kemudian harus menjadi dasar materi akademik. Tidak hanya akademik, fiksi maupun sastra pun sama. Anak-anak tidak akan paham jika tidak ada hubungan dengan diri mereka sendiri," jelas dia.

Sebelum background knowledge digunakan, guru harus mengetahui topik dan tujuan materi yang akan disampaikan. Dengan catatan harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan siswa, apakah dari perkotaan atau pedesaan.

"Salah satu caranya menggunakan skema KWL Chart. Misalnya materi fungsi sistem pencernaan. Guru bertanya dahulu kepada siswa mengenai pengetahuan awal mereka terkait sistem pencernaan. Walaupun tidak tahu tetapi mereka mengalaminya sehari-hari," ujar dia.

Setelah guru mengerti pengetahuan awal siswa terkait materi, siswa diberi pertanyaan hal apa saja yang ingin mereka ketahui terlebih dahulu. Hal tersebut membantu guru perihal materi awal yang akan disampaikan.

"Kalau siswa benar-benar belum tahu atau masih di titik nol, maka materi yang disampaikan harus dari awal. Tetapi jika sudah di titik lima maka tinggal melanjutkan, bukan dari nol lagi. Ini salah satu cara yang paling mudah dan sederhana untuk dilakukan," kata dia.

Menurut Debbie, pembelajaran akan lebih bermakna ketika materi yang dibuat relevan dengan kehidupan siswa. Dengan demikian, background knowledge bisa digunakan untuk meramu materi yang akan disampaikan.

"Jika kita mengajarkan siswa untuk belajar dengan membangun rasa ingin tahu, maka mereka akan memakai proses belajar itu seumur hidup," pungkasnya. (K. Setia Widodo)

Read Next