logo

Art

Bahasa Daerah Perlu Direvitalisasi Agar Tetap Lestari

Bahasa Daerah Perlu Direvitalisasi Agar Tetap Lestari
Kepala Badan Bahasa Kemendikbudristek Endang Aminudin Aziz dalam Silaturahmi Merdeka Belajar dengan tema “Revitalisasi Bahasa Daerah” di channel YouTube Kemendikbud RI seperti yang dilihat Eduwara.com, Jumat (18/3/2022). (EDUWARA/Bhakti)
Bhakti Hariani, Art18 Maret, 2022 17:24 WIB

Eduwara.com, JAKARTA - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) berfokus melakukan revitalisasi bahasa daerah sebagai upaya melestarikan bahasa daerah tersebut.

Kepala Badan Bahasa Kemendikbudristek Endang Aminudin Aziz mengungkapkan, berdasarkan laporan UNESCO, setiap dua minggu terdapat satu bahasa daerah di dunia yang mengalami kepunahan. Penyebabnya karena bahasa tersebut sudah tidak lagi digunakan. 

Menanggapi berbagai tantangan dalam pelestarian bahasa daerah, ia menyampaikan bahwa Kemendikbudristek sudah melakukan diskusi dengan pemerintah daerah melalui Dinas-dinas Pendidikan.

“Kami mengajak dan menyadarkan semua pihak bahwa revitalisasi merupakan tanggung jawab bersama. Hal ini bukan tanggung jawab pemerintah pusat maupun masyarakat saja, tetapi pemerintah daerah juga ditugasi oleh Bupati atau Walikota atau Gubernur untuk juga melakukan secara bersama-sama,” ujar Aminudin dalam Silaturahmi Merdeka Belajar dengan tema “Revitalisasi Bahasa Daerah” di channel YouTube Kemendikbud RI seperti yang dilihat Eduwara.com, Jumat (18/3/2022).

Diungkap Aminudin, peningkatan kesadaran melalui kampanye-kampanye bahasa terkait pentingnya pelestarian bahasa yang merupakan salah satu identitas bangsa. 

“Dalam langkah awal, Kemendikbudristek memanfaatkan sektor pendidikan di mana sekolah merupakan pondasi utama,” ujar dia.

Berdasarkan data yang dihimpun Badan Bahasa, Aminudin optimistis bahwa revitalisasi bahasa itu akan berhasil jika dilakukan berbasis pendidikan melalui sekolah. 

“Kami mengajak secara bersama-sama dengan pihak sekolah supaya lebih terstruktur masuk ke dalam muatan lokal. Kekhasan tahun 2021 dan tahun 2022 yang akan kita teruskan ini adalah unsur pelibatan dari pemerintah,” tutur Aminudin.

Tantangan dalam Revitalisasi Bahasa Daerah

Kepala Badan Bahasa menjelaskan bahwa daya hidup atau vitalitas tiap bahasa tidaklah sama. Dalam program revitalisasi bahasa, Badan Bahasa memprioritaskan bahasa-bahasa yang tingkat vitalitasnya atau ‘daya hidupnya’ memang sudah melemah atau memudar. 

“Khawatirnya, bahasa-bahasa yang seperti ini akan punah jika tidak dihidupkan kembali,” kata Endang.

Content Creator YouTube Bunga Salsabila dalam Silaturahmi Merdeka Belajar dengan tema “Revitalisasi Bahasa Daerah” di channel YouTube Kemendikbud RI seperti yang dilihat Eduwara.com, Jumat (18/3/2022). (EDUWARA/Bhakti)

Oleh karena itu, ia mengimbau seluruh jajaran di Kemendikbudristek untuk bersama-sama melestarikan dan melindungi bahasa daerah. 

“Kita melakukan revitalisasi bahasa karena bahasa bukan hanya urusan kombinasi kata dan bunyi tetapi sebagai refleksi kearifan lokal, refleksi pemikiran, refleksi perasaan dan nilai-nilai yang terkandung didalam bahasa menjadi ekspresi dari masyarakat,” ujar Aminudin Aziz.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Ulfa Tenri Batari lebih lanjut menyampaikan beberapa tantangan yang dihadapi dalam upaya pelindungan bahasa daerah.

“Salah satu tantangan terbesar kami adalah minimnya tenaga pengajar yang memiliki kualifikasi akademik yang relevan dengan jurusan bahasa daerah Makassar. Kemudian fakta yang kedua, kami sampaikan bahwa tidak semua guru yang mengajarkan bahasa daerah Makassar adalah penutur bahasa daerah Makassar,” ungkap Ulfa.

Oleh karenanya, saat ini sudah banyak kolaborasi yang dilakukan oleh Kabupaten Gowa dengan berbagai kedinasan dan himpunan lainnya. Seperti berkolaborasi dengan organisasi Profesi Himpunan Pembina Bahasa Indonesia yang sangat memberikan dukungan terkait revitalisasi bahasa daerah khususnya Bahasa Makassar. 

“Kolaborasi kami bersama melakukan pembinaan kepasa siswa kami untuk penggunaan bahasa daerah Makassar,” tutur Ulfa.

Bangga Berbahasa Daerah

Juara Pertama Lomba Pidato Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2021 Bunga Salsabila menuturkan, dirinya mencoba kemampuannya berbahasa daerahnya dengan mengikuti lomba pidato bahasa daerah.

Bunga yang juga seorang content creator di YouTube yang selalu menampilkan ciri khasnya yakni dengan berbahasa daerah dalam tayangan makanan, kecantikan, permainan dan sebagainya ini merasa terpanggil untuk terus menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari.

“Saat ini saya melihat sudah jarang sekali anak-anak muda yang menggunakan bahasa daerahnya. Saya khawatir jika ini terus dibiarkan maka bahasa daerah akan punah. Karena makin jarang yang menggunakan,” tutur siswi SMP Negeri 2 Boyolali ini.

Dikatakan Bunga, sebagai content creator, dirinya memang sengaja untuk menggunakan bahasa daerah dalam setiap unggahan video YouTube miliknya. Bunga berharap dengan cara ini maka makin banyak anak muda yang termotivasi untuk turut serta menggunakan bahasa daerah dan merasa bangga karenanya.

“Saya bercita-cita ingin menjadi guru Bahasa Jawa. Semoga cita-cita saya bisa tercapai,” pungkas Bunga. (Bhakti)

Read Next