logo

Gagasan

Lewat G20, Indonesia Pimpin Dunia untuk Bergotong Royong Menata Kembali Sistem Pendidikan

17 Maret, 2022 17:34 WIB
Lewat G20, Indonesia Pimpin Dunia untuk Bergotong Royong Menata Kembali Sistem Pendidikan
Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20 (Chair of G20 Education Working Group/EdWG) Iwan Syahril dalam sambutan pembukaan pertemuan pertama EdWG, di Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (16/3/ 2022). (EDUWARA/Humas Kemendikbudristek)

Eduwara.com, YOGYAKARTA - Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20 (Chair of G20 Education Working Group/EdWG) Iwan Syahril mengungkapkan, melalui G20 EdWG, Indonesia mengajak dunia bergotong royong untuk menata dan membangun kembali sistem pendidikan. Hal ini guna mempersiapkan anak bangsa yang tangguh menjawab tantangan masa depan sekaligus mampu menjawab tuntutan global.

”Melalui G20 EdWG, Indonesia memimpin gerakan global untuk menata kembali dan membangun sistem pendidikan,” kata Iwan dalam sambutan pembukaan pertemuan pertama EdWG, di Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (16/3/ 2022) dalam siaran pers Kemendikbudristek yang diterima Eduwara.com, Kamis (17/3/2022).

Dipaparkan Iwan, ketimpangan dalam mengakses pendidikan berkualitas dan ketidaksiapan siswa untuk menghadapi dunia kerja telah menjadi isu yang dihadapi dunia selama beberapa dekade terakhir. Terlebih, pandemi memperburuk situasi tersebut dengan memperluas kesenjangan sosial ekonomi dan membawa perubahan signifikan pada sistem pendidikan dan dunia kerja.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) ini menekankan bahwa gerakan gotong royong untuk menjadi lebih baik tersebut harus segera dilakukan. 

“Fakta bahwa pandemi memberikan dampak kepada seluruh dunia dan semua orang menekankan  pentingnya bagi kita semua untuk bergotong royong secara global,” kata Iwan. 

“Kita harus bergerak sekarang. Anak-anak kita tidak bisa terus menunggu sekolah mereka dibuka kembali dan mengalami learning loss. Ini bukan hanya perkara tidak masuk kelas atau gagal dalam ujian, tetapi perkara anak-anak kita yang kehilangan minat belajar dan kehilangan kepercayaan diri. Ini adalah perkara calon pemimpin-pemimpin masa depan yang tidak lagi berani bercita-cita,” lanjutnya.

Pertemuan hari pertama G20 EdWG terdiri atas dua sesi. Sesi pertama membahas agenda prioritas pertama, yakni Pendidikan Berkualitas untuk Semua. Sesi selanjutnya membahas agenda prioritas kedua, yakni Teknologi Digital dalam Pendidikan.

Para delegasi yang hadir di pertemuan pertama G20 EdWG juga turut menyampaikan dukungan terhadap agenda prioritas, termasuk Pendidikan yang Berkualitas untuk Semua. Adrian Veale, selaku Policy Officer, European Commission, Directorate-General for Education, Youth, Sport and Culture mengatakan bahwa agenda G20 EdWG ini merupakan momen yang tepat untuk memikirkan ulang sektor pendidikan dan menitikberatkan pendekatan yang holistik untuk memastikan tidak ada yang tertinggal. 

“Kita perlu menggali topik solidaritas dalam semangat 'gotong royong' seperti yang Anda (Bapak Iwan Syahril, red) katakan. Kita membutuhkan gabungan kebijakan yang ingin kita eksplorasi dalam sesi-sesi lain dari Working Group kita hari ini dan besok. Oleh karena itu, kami menantikan sesi-sesi tersebut dan juga peran kami dalam mengembangkan kebijakan tersebut,” tutur Adrian.

EdWG hari pertama dihadiri oleh 27 (dua puluh tujuh) delegasi secara luring, yakni delegasi Afrika Selatan, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, Prancis, Singapura, Spanyol, Uni Emirat Arab, Bank Dunia, UNESCO, dan UNICEF. Sebanyak 64 (enam puluh empat) delegasi dari Amerika Serikat, Belanda, Britania Raya, India, Italia, Jepang, Jerman, Kamboja (sebagai Ketua ASEAN), Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Turki, Uni Eropa, dan OECD hadir secara daring. 

Read Next