logo

Sains

Begini Kata Epidemiolog UI Soal Puncak Gelombang Ketiga Covid-19

Begini Kata Epidemiolog UI Soal Puncak Gelombang Ketiga Covid-19
Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono (UI)
Bhakti Hariani, Sains28 Januari, 2022 05:21 WIB

Eduawara.com, DEPOK – Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengungkapkan puncak gelombang ketiga Covid-19 sudah di depan mata. Lonjakan kasus tidak bisa dicegah, namun angkanya bisa ditekan agar tidak sebesar saat varian delta menyerang yakni pada Juni-Juli 2021.

Sebelumnya, Indonesia telah mengalami gelombang pertama pada Januari 2021 dengan angka kasus harian mencapai 18.000 kasus dan gelombang kedua pada Juli 2021 sebesar 54.000 kasus.

Menurut Tri Yunis, masing-masing pemerintah kabupaten/ kota di seluruh Indonesia harus menggencarkan test, dan tracing, dengan demikian penyebaran kasus bisa terkendali.  “Test PCR nya juga harus yang bisa mendeteksi genomnya. Apakah ini delta atau omicron,” ujar Tri Yunis dalam webinar melalui Zoom yang digelar Dinas Kesehatan Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (27/1/2022).

Tri Yunis meminta pemerintah pusat untuk segera kembali melakukan sejumlah pembatasan jika tak ingin kasus kembali naik dalam jumlah besar agar lonjakan kasus positif Covid-19 pada Juni-Juli 2021 tidak sampai terjadi lagi. “Orang Indonesia mungkin bisa melupakan apa yang terjadi saat Juni-Juli 2021 lalu, tapi saya tidak. Ini tidak boleh terulang lagi,” tegasnya.

Hal yang harus dilakukan negara, kata Tri Yunis, adalah meningkatkan surveilans pada kasus ringan dan orang tanpa gejala (OTG). Selanjutnya, harus meningkatkan kemampuan laboratorium PCR test yang bisa mendeteksi varian omicron.

“Pastinya juga harus mempersiapkan fasilitas kesehatan dan juga tenaga kesehatannya untuk menghadapi gelombang ketiga. Bagaimana ketersediaan ruang ICU di rumah sakit, bagaimana ketersediaan ruang isolasi di rumah sakit. Ini harus diantisipasi,” tuturnya.

Selain itu, Tri Yunis juga meminta pemerintah melakukan evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan juga Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen.

“Untuk PTM 100 persen ini, sejak awal, kami sudah mengingatkan pemerintah agar tak terlalu tergesa-gesa membuka sekolah. Tapi ya, mau bagaimana lagi,” ujar Tri Yunis.

Dia juga meminta masyarakat untuk benar-benar mematuhi protokol kesehatan 5M yakni memakai masker, mencuci tangan di air mengalir, membatasi mobilitas, menghindari kerumunan, menjaga jarak. “Dari pengamatan sepintas saya, makin banyak orang yang sudah tidak mengenakan masker. Ini tentu menyedihkan. Kita seharusnya tetap patuh memakai masker bukannya malah abai,” pungkas Tri Yunis.

Read Next