logo

Kampus

Rektor WSP Poznan Polandia Dorong Wisudawan UMM untuk Terus Belajar

Rektor WSP Poznan Polandia Dorong Wisudawan UMM untuk Terus Belajar
Rektor Wysze Szkoly Bankowe (WSP) Poznan Polandia, Prof. Ryszard Sowinski, pada Wisuda UMM, Kamis (27/1/2022). (EDUWARA/Istimewa)
Fathul Muin, Kampus27 Januari, 2022 23:37 WIB

Eduwara.com, MALANG — Rektor Wysze Szkoly Bankowe (WSP) Poznan Polandia, Ryszard Sowinski, mendorong wisudawan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk tidak berhenti belajar karena lulus perguruan tinggi bukanlah akhir dari kewajiban belajar.

Dia menegaskan, konsep empat tahap kompetensi yang ditelurkan oleh Martin Broadwell masih sangat relevan untuk diimplementasikan hingga saat ini. Konsep ini dianggap bisa membantu manusia untuk belajar dan menentukan keputusan belajar yang tepat.

“Wisuda bukanlah sebuah akhir bagi wisudawan, namun menjadi langkah awal untuk belajar kemampuan baru di dunia luar," Ryszard Sowinski saat memberikan motivasi kepada wisudawan UMM, Kamis (27/1/2022).

Terus belajar, kata dia, bertujuan untuk mengembangkan karir dan menciptakan kehidupan yang lebih baik. Ada empat tahap mempelajari keterampilan baru dengan lebih cepat, tidak menyadari ketidak mampuan diri (unconscious incompetence). 

Ryszard menceritakan bagaimana awal ia mencoba mengendarai mobil. Saat itu ia mengira itu mudah, namun nyatanya ia menabrak sebuah tembok dan akhirnya bersembunyi di hutan selama 2-3 jam karena takut dimarahi orang tuanya.

"Inilah tahap di mana kita tidak mengetahui ketidak mampuan kita. Sayangnya, banyak orang yang harus menabrak tembok dulu, baru ia menyadari hal tersebut. Maka kita perlu memeriksa secara berkala kemampuan yang dimiliki dengan cara yang sudah teruji. Kita bisa menyewa pelatih, mentor, atau penasehat untuk memberikan feedback. Bisa juga dengan menggunakan berbagai aplikasi yang sudah tersedia," ungkapnya.

Kemudian, sampai lulus kuliah ia hanya bisa naik skuter, sepeda, dan kereta. Ia masih belum bisa mengendarai mobil. Di tahap ini saya menyadari ketidakmampuan (conscious incompetence) dirinya dalam menyetir mobil. Pada tahap ini akan muncul beragam pertanyaan seperti metode apa yang cocok untuk belajar, apakah keterampilan ini bagus untuk kehidupan saya dan lain sebagainya.

Ryszard menyusul istrinya untuk mengikuti kursus mobil. Di situasi itulah ia mengalami ketakutan, ragu-ragu dan perasaan frustasi saat awal-awal belajar mengemudi.

"Inilah yang disebut dengan tahap conscious competence yakni menyadari akan kemampuan diri sendiri. Posisi di mana kita akan melakukan hal dengan tidak sempurna serta seringkali konyol," katanya.

“Pada tahap ini, biarkan Anda melakukan kesalahan. Dari kesalahan itulah kita akan belajar. Selain itu daripada membandingkan diri sendiri dengan orang lain, cobalah mengukur kemampuan dan melihat kemajuan yang sudah Anda lakukan di setiap kesempatan," ujarnya.

Tahap yang keempat, yakni kemampuan yang tidak disadari (unconscious competence). Tahap ini biasanya sudah dimiliki oleh mereka yang sudah mahir dan memiliki banyak pengalaman. Bahkan tanpa sadar mereka sudah melakukan hal-hal yang banyak orang mengira bahwa itu mustahil.

Ryszard ingin agar para wisudawan bisa memahami empat tahap ini sehingga bisa menentukan metode apa yang tepat, keputusan yang baik serta keterampilan apa saja yang harus dipelajari. 

Rektor UMM, Fauzan, mengatakan para wisudawan telah diberi bekal yang strategis, mulai dari wawasan, ilmu, keterampilan dan juga reputasi yang dimiliki oleh UMM. Menurut Fauzan, UMM berhasil menjadi salah satu dari 23 perguruan tinggi negeri dan swasta yang masuk di 200 kampus terbaik se-Asia dari lembaga pemeringkatan perguruan tinggi internasional, UniRank. 

"Ini menjadi modal yang strategis bagi para wisudawan untuk menjadi pribadi yang percaya diri. Mengambil tanggung jawab dan siap menghadapi tantangan zaman. Menjadi problem solver bagi masalah yang ada di tengah masyarakat," katanya.

Read Next