logo

Kampus

Bersama Malaysia, UGM Tentukan Arah Filsafat Nusantara

Bersama Malaysia, UGM Tentukan Arah Filsafat Nusantara
Fakultas Filsafat UGM bersama Fakultas Ekologi Manusia Universitas Putra Malaysia menyelenggarakan Seminar Internasional Antarbangsa bertajuk 'Filsafat Nusantara dan Kearifan Lokal dalam Perspektif Indonesia dan Malaysia'. Dalam seminar tersebut mengemuka wacana tentang pengembangan filsafat nusantara. (EDUWARA/Dok. UGM)
Setyono, Kampus23 Januari, 2023 21:48 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) mengandeng Fakultas Ekologi Manusia Universitas Putra Malaysia (UPM) menentukan arah filsafat nusantara semakin jelas. Perumusan arah itu ditandai dengan diluncurkan buku mengenai filsafat nusantara.

Dekan Fakultas Filsafat UGM Murtiningsih mengatakan selama ini, persoalan pengembangan filsafat nusantara mendapat tantangan dari aspek metodologis dalam menentukan arah pengembangannya.

"Melalui Seminar Internasional Antarbangsa bertajuk 'Filsafat Nusantara dan Kearifan Lokal dalam Perspektif Indonesia dan Malaysia'. Kami berbicara panjang lebar tentang wacana pengembangan filsafat nusantara," kata Murtiningsih, Senin (23/1/2023).

Agar semakin memperjelas arah perkembangan filsafat nusantara, Fakultas Filsafat UGM pada Maret tahun lalu telah meluncurkan buku 'Filsafat Nusantara dan Kearifan Lokal'.

"Buku ini membuat 12 artikel mengenai perkembangan filsafat nusantara oleh para dosen Fakultas Filsafat UGM," lanjut Murtiningsih.

Dari Universitas Putra Malaysia Ahmad Zaid, menerangkan persoalan pengembangan filsafat nusantara, yang tidak bisa dilepaskan dari wacana poskolonial sehingga diskursus dekolonialisme, penting untuk dijadikan sebagai perhatian utama.

Sedangkan turunan diskursus dekolonialisme adalah upaya indigenasi atau pribumisasi filsafat, namun tidak secara naif.

"Secara tidak naif artinya bisa dengan memahami pengaruh filsafat barat sehingga arah perkembangan filsafat nusantara dapat menjadi jelas," ujar Ahmad Zaid.

Read Next