Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Bakal berlangsung Kamis (4/5/2023) sampai Jumat (12/5/2023), Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menggelar workshop yang membahas perkembangan berbagai desain interior, komunikasi visual dan produk.
Ajang tahunan yang diselenggarakan di Gedung Sasana Ajiyasa ISI Yogyakarta tersebut digelar bekerja sama dengan Hochschule Hannover Jerman, yaitu sebuah perguruan tinggi di Jerman tentang seni dan ilmu pengetahuan.
Ketua panitia workshop Yayu Rubiyanti menerangkan workshop ini difasilitasi profesor desain industri Hochschule Hannover, Gunnar Spellmeyer, yang dibantu dua asistennya.
"Workshop kali ini bertema Entrepreneurial Design Thinking. Kita ingin membuka kesempatan bekerja sama dalam lingkungan beragam dalam satu wadah desain," jelas Yayu dalam rilis ke Eduwara.com.
Peserta kegiatan kolaboratif diikuti mahasiswa Jurusan Desain dari Hochschule Hannover Germany dan mahasiswa Jurusan Desain ISI Yogyakarta, yang semua kegiatannya diadakan luring.
Yayu mengatakan pelatihan ini merupakan bentuk implementasi kerja sama yang dilakukan oleh kedua perguruan tinggi.
"Ada sembilan mahasiswa Jurusan Desain dari Hochschule Hannover Germany yang mengikuti workshop. Sedangkan mahasiswa ISI Yogyakarta yang mengikuti program ini berasal dari Program Studi Desain Interior, Desain Komunikasi Visual dan Desain Produk, Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta," jelasnya.
Yayu memastikan seluruh mahasiswa ISI Yogyakarta yang mengikuti workshop ini merupakan mahasiswa terpilih karena telah melalui proses seleksi.
Kunjungan Industri dan Budaya
Selama pelaksanaan pelatihan, peserta akan lebih banyak melakukan praktik-praktik design thinking dan berkunjung ke industri lokal dan kunjungan budaya seperti Cocoon Asia, PT Timbul dan Museum Gerabah.
Kunjungan ke industri lokal dan kunjungan budaya ini merupakan terapi agar peserta tidak mengalami kejenuhan ketika mengikuti workshop dan tetap bersemangat dalam mengikuti berbagai rangkaian kegiatan.
Tidak hanya pelatihan, Fakultas Seni Rupa juga menggelar pameran 'Intus Foris’ menghadirkan karya seniman-seniman muda, yang karyanya merefleksikan keadaan yang berkaitan dengan psikologi maupun tema mengenai kesadaran mental.
"Berlangsung dari 1 sampai 7 Mei mendatang, perupa yang berpartisipasi adalah Alin Liandisshanti, Hafizh Aulia Hanani, Kemala Hayati, Muhammad Fahmi Azis, Taufiqur Rohman, Yusup Maulana Ramadhani, dan Komunitas Titik Kumpul," jelas Ketua panitia pameran Dinda Galuh Prameswari.
Pameran 'Intus Foris' dilaksanakan sebagai bagian dari tugas akhir mata kuliah Tata Kelola Pameran I, Prodi S1 Tata Kelola Seni, FSR ISI Yogyakarta.
Pemilihan gelaran pada Mei karena merupakan bulan Kesehatan Mental Dunia. Pameran ini hadir sebagai bentuk media guna menyuarakan pentingnya kesadaran kesehatan mental.
"Tema ini kami angkat berdasarkan keadaan sekitar yang kurang lebih mengungkap lima tahap kesedihan, penyangkalan, marah, menawar, depresi, yang diakhiri dengan penerimaan," jelasnya.
Dinda mengatakan melalui pameran ini, diharapkan sejumlah anggota masyarakat perlu mendapatkan kesadaran mental yang baik.