logo

Kampus

Bingung Memilih Program Studi? Ini Tips dari Psikolog Pendidikan UNS Solo

Bingung Memilih Program Studi? Ini Tips dari Psikolog Pendidikan UNS Solo
Psikolog Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Afia Fitriani. (EDUWARA/Humas UNS)
Redaksi, Kampus22 April, 2022 04:22 WIB

Eduwara.com, SOLO – Pemilihan Program Studi (Prodi) menjadi hal mendasar ketika seseorang mendaftar di suatu perguruan tinggi. Penentuan prodi bahkan menjadi salah satu jalan dalam penentuan karier mereka ke depan. 

Alih-alih hal mendasar, sebagian besar siswa kelas XII malah masih mengalami kebuntuan dalam keputusan memilih prodi. Lantas bagaimana seorang siswa dapat menentukan pilihan prodi yang terbaik bagi mereka?

Dalam laman resmi Universitas Sebelas Maret (UNS) yang dilansir Eduwara.com, Kamis (21/4/2022) Psikolog Pendidikan Fakultas Psikologi UNS, Afia Fitriani, menjelaskan ada beberapa hal yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan prodi, misalnya saja mengenali minat, bakat, dan potensi bidang kerja.

Pertama, dalam menentukan prodi siswa dapat mengenali minat mereka terlebih dahulu. Caranya dengan menelaah hobi yang dimiliki ataupun aktivitas lain yang digemari. Hobi tersebut dapat siswa jadikan opsi tentang hal yang ingin mereka dalami lebih jauh. Tuliskan hobi-hobi tersebut berdasarkan prioritas.

Kedua, gali bakat yang dimiliki. Minat siswa perlu didukung dengan bakat. Afia menjelaskan, salah satu cara dengan melihat rekam jejak nilai akademik selama bersekolah. Tugas-tugas dari setiap aktivitas yang berhasil dikerjakan dengan baik juga bisa mengindikasikan keberadaan bakat. Mengetahui bidang-bidang ilmu yang dipahami siswa, juga dapat mempermudah mereka. Tuliskan juga bakat yang sudah dikenali berdasarkan prioritas.

Ketiga, cari informasi prodi dan bidang kerja berdasarkan pemetaan minat dan bakat yang telah ditelusuri sebelumnya. Siswa dapat menilai prodi dan bidang kerja yang mungkin dapat ditekuni nantinya. Tuliskan kembali informasi tersebut berdasarkan prioritas.

Setelah pemetaan selesai dilakukan, siswa bisa mempelajari pilihan prodi tersebut melalui situs web perguruan tinggi pilihan masing-masing. Siswa dapat mencari informasi terkait profil prodi dan lulusannya. Afia mengimbau siswa agar melakukan riset seperti ini untuk menguatkan penentuan prodi pilihannya.

Terakhir, simpulkan urutan prioritas prodi pilihan tersebut berdasarkan minat, bakat dan pengetahuan tentang prodi yang sudah diketahui. Kesimpulan ini nantinya dapat mempermudah siswa mengetahui seperti apa prodi yang sesuai dengan dirinya.

Dukungan Orang Tua

Perlu diperhatikan, orang tua turut memiliki peran yang cukup banyak dan penting dalam membantu kesuksesan anak mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru seperti sekarang. Afia menekankan perlu adanya dukungan oleh orang tua, terutama dalam memberikan motivasi. Tujuannya adalah agar anak tetap memiliki kepercayaan diri dan makin bersemangat dalam menjalankan proses seleksi.

Dukungan dapat diberikan dengan menjalin komunikasi yang intensif. Baiknya, menurut Afia, komunikasi intensif ini dilakukan jauh-jauh hari sebelum proses seleksi, misalnya mendiskusikan proses, persiapan, bahkan kegalauan yang sedang dirasakan oleh anak.

“Upayakan komunikasi yang dilakukan tidak menekan, tidak membuat stres. Orang tua itu sebaiknya memberikan kesempatan bagi anak untuk menyampaikan keinginannya atau kegalauannya,” jelas Afia. 

Lebih lanjut Afia menjelaskan bahwa tugas orang tua adalah memberikan alternatif solusi untuk permasalahan yang dihadapi anak atas kebingungannya. Orang tua perlu menghindari perilaku menilai secara buruk keinginan anak terkait prodi pilihannya. 

Terkait hal itu, orang tua dapat memberikan pandangan mengenai masing-masing prodi pilihan anak. Pandangan tersebut dapat mencakupi kelebihan dan kekurangan atas pilihan anak tersebut.

“Jadi tidak langsung menilai buruk, tetapi memberikan gambaran mengenai pilihan anak tersebut, positif maupun negatif,” tutur Afia.

Perbedaan pendapat antara orang tua dan anak memang lumrah terjadi, termasuk dalam hal memilih prodi. Pilihan orang tua terkadang memang hanya berdasar pada pandangan bahwa suatu prodi memiliki prospek pekerjaan yang lebih baik daripada pilihan anak. Perbedaan pendapat seperti ini, bagi Afia, perlu diselesaikan dengan baik agar hubungan dengan orang tua itu tetap harmonis.

“Hal yang perlu dilakukan adalah mengomunikasikan pilihan anak kepada orang tua dengan cara yang baik. Sampaikan pada orang tua apa yang kalian ketahui, semua pengetahuan yang Anda miliki mengenai jurusan yang dipilih secara komprehensif termasuk prospek karier ke depan seperti apa. Sampaikan bahwa pilihan tersebut sudah sesuai dengan minat dan bakat Anda,” jelas dia.

Komitmen Anak

Afia menambahkan, anak perlu menunjukkan komitmen dalam menyelesaikan studi dengan baik dan memberikan hasil yang terbaik. Hal ini karena orang tua juga ingin melihat komitmen tersebut.

Dilema lain dalam menentukan prodi terkadang muncul dari pilihan antara mengutamakan minat atau prospek kerja. Menanggapi hal tersebut, Afia menyarankan agar tidak memilih prodi hanya melihat prospek kerja semata. Bagi dia, pekerjaan yang berpotensi saat ini belum tentu berpotensi juga di masa yang akan datang.

Dia kembali menegaskan peran minat dalam hal itu. Penting bagi siswa menyukai pekerjaannya kelak. Minat tersebut pun harus didukung dengan bakat sebagai penguat siswa dalam berkarya dengan baik.

“Jika kita menikmati apa yang kita kerjakan, ini disebut minat. Dan apa yang kita kerjakan menunjukkan hasil yang baik, inilah yang disebut sebagai bakat. Maka karier kita itu akan berkembang. Bagaimanapun prospek pekerjaan kita nantinya,” ujar dia.

Cara lain dalam mengenali minat dan bakat siswa adalah melalui tes psikologi. Afia menjelaskan, keberadaan tes psikologi dapat membantu siswa yang merasa tidak paham sama sekali apa minat dan bakat yang dimilikinya. Bagi siswa yang merasa sudah mengetahui apa minat dan bakatnya, tes psikologi juga dapat menjadi penguat jika mereka masih ragu-ragu. (K. Setia Widodo/*)

Read Next