Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Sebagai kampus kerakyatan, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta terus memberikan kesempatan bagi setiap anak berprestasi untuk menimba ilmu, termasuk dua mahasiswa baru tahun ini yang berasal dari keluarga miskin.
Alza Nashua Shahira yang berasal dari Pacitan, Jawa Timur diterima lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Ia mengambil jurusan Prodi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Bisnis. Alza adalah atlet catur berprestasi.
Sedangkan Adam Adhitya Prayoga diterima kuliah di Prodi Ilmu Aktuaria lewat SNMPTN. Ia adalah anak tukang las dari Boyolali, Jawa Tengah. Karena prestasinya, Adam dibebaskan dari biaya pendidikan.
Terlahir dari keluarga kurang mampu, Alza menekuni olahraga catur sejak SD dan telah menyabet juara tingkat provinsi dan nasional. Sebanyak 38 piagam dan 17 medali telah diraihnya. Prestasi ini yang mengantarkan Alza mendapatkan beasiswa dari Pemkab Pacitan sebesar Rp 20 juta sebagai atlet berprestasi.
"Padatnya latihan catur 2-3 jam sehari, saya selalu belajar usai latihan. Semasa sekolah saya terus masuk tiga besar. Hanya di SMP yang sempat tidak masuk mungkin karena kebanyakan latihan," jelas Alza, Senin (18/7/2022).
Saat mengutarakan ingin berkuliah di UGM, ibunya Purwati, sedikit keberatan karena pertimbangan faktor ekonomi. Sang ibu hanya mampu mengumpulkan uang Rp 1,5 juta per bulan dari gaji sebagai buruh tukang dan pengumpul barang rongsokan.
Namun, Alza meyakinkan kedua orang tuanya bahwa ia juga mendaftar Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Jika ia lolos, kata Alza, ayah dan ibunya tidak perlu khawatir soal biaya kuliah maupun biaya hidup karena bantuan tersebut juga mencakup uang saku.
"Ndak kebayang bisa masuk ke UGM. Nanti kan temannya lebih pintar dan wawasan lebih luas. Saya tetap konsisten main catur, mungkin sudah terlanjur suka. Tapi ya nanti tetap fokus kuliah," papar Alza.
Cerita Adam lain lagi. Meski dari keluarga sederhana dan ayahnya pemilik bengkel las kecil, Adam tak pernah mengeluh atas keadaan yang dijalaninya. Ia tekun belajar dan berprestasi, sejak SD hingga SMP juara pertama tidak pernah lepas dari tangannya sekalipun.
"Usaha las ini tidak pasti, ya biasa sebulan itu tidak ada kerjaan. Kalau pas kondisi seperti itu bapak kerja serabutan" ungkap Adam.
Berhasil mendapatkan beasiswa tiga tahun penuh, Adam melanjutkan ke SMA Pradita Dirgantara Semarang. Di sini Adam menorehkan banyak prestasi bergengsi antara lain penghargaan khusus Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia 2021 dan Medali Perunggu di Mathematics Competition Revolution UNESA 2020.
Adam diterima kuliah di UGM melalui Jalur SNMPTN Undangan atau tanpa tes serta meraih beasiswa KIP Kuliah hingga dibebaskan dari biaya pendidikan selama kuliah.
"Tidak ada kiat khusus sih, hanya tekun saja. Waktunya belajar ya belajar seperti itu saja. Alhamdulillah bisa diterima di UGM dan mendapatkan beasiswa, sangat bersyukur," jelasnya.