Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Ova Emilia meminta civitas akademika menjadikan semangat Lustrum ke-15 dan Dies Natalis ke-75 UGM sebagai pondasi untuk menuju model kampus berkelanjutan di Indonesia.
Hal ini disampaikan Ova Emilia dalam Sidang Senat Terbuka Lustrum ke-15 dan Dies Natalis ke-75 UGM bertema ‘Memperkuat Kebangsaan dan Membangun Keadaban’, Kamis (19/12/2024).
“Tema tersebut harapannya bisa menjadi dasar pijakan bagi UGM untuk memperkuat kontribusi universitas sebagai kampus penjaga persatuan, kebhinekaan, dan kebangsaan,” terangnya.
Ova mengatakan, dengan membangun budaya keadaban pendidikan, UGM mengembangkan sistem pendidikan bermartabat dan inklusif melalui berbagai model pembelajaran inovatif berbasis teknologi, pendidikan transdisiplin, dan sinergi multi aktor termasuk pelibatan praktisi lintas sektoral.
Dengan paradigma education for all, UGM memberikan keluasan akses pendidikan bagi masyarakat dan kelompok rentan, melalui kebijakan pendidikan afirmasi berbasis wilayah geografis dan latar belakang ekonomi, serta pengembangan berbagai program beasiswa.
“Pengembangan UGM online sebagai platform pembelajaran daring terbuka menjadi salah satu langkah penting untuk membuka akses pendidikan berkualitas kepada masyarakat luas,” katanya.
Pada sisi lain, lanjut Ova, transformasi dan inovasi pendidikan melalui pengembangan riset unggulan dan translasional, senantiasa diwujudkan secara berkelanjutan untuk menghasilkan luaran yang berdampak bagi masyarakat.
“Melalui pengembangan inovasi dan riset unggulan, UGM telah menghasilkan berbagai karya inovatif yang mendukung ketahanan pangan, ketahanan kesehatan, ketahanan energi, dan transformasi digital,” terangnya.
Kampus Berkelanjutan
Sedangkan di sektor ketahanan dan transisi energi, UGM mengembangkan riset alternatif energi yang berasal dari berbagai sumber bersama mitra dalam dan luar negri.
“Sesuai renstra yang telah dicanangkan, UGM menggiatkan berbagai program inovatif untuk mendukung Net Zero Emission Campus, sebagai langkah menuju Sustainable Planet dan menjadi model kampus berkelanjutan di Indonesia,” lanjutnya.
UGM juga menjamin ketersediaan ekosistem kampus yang sehat, aman, inklusif, bebas dari kekerasan, perundungan, dan ramah terhadap kelompok disabilitas melalui penyediaan berbagai fasilitas pendukung, seperti Pelayanan Posbindu, Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS), dan Unit Layanan Disabilitas.
“Di saat yang sama, optimalisasi fasilitas kerohanian juga dilakukan untuk menumbuhkembangkan kerukunan dan toleransi dalam keberagaman,” paparnya.
Kontribusi untuk membangun keadaban dan kemajuan bangsa secara berkelanjutan, menurut Ova, juga diwujudkan melalui berbagai program pengabdian yang inklusif berbasis keberagaman dengan menjaring mitra nasional dan global, untuk merajut dan menjangkau seluruh pelosok Indonesia, serta membangun kebersamaan sebagai bangsa.
“Selama kurun waktu tahun 2024, UGM telah menerjunkan 315 unit KKN-PPM UGM ke 35 provinsi di Indonesia dengan tujuan menularkan gagasan teknologi agar pengetahuan yang dikembangkan memiliki nilai tepat guna,” katanya.
Tahun ini, bertepatan dengan peringatan Lustrum ke-15 dan Dies Natalis ke-75, UGM juga memberikan penghargaan ‘Anugerah UGM 2024’ kepada Susanti yang dinilai berjasa dalam bidang patologi dan farmakologi molekuler pada kanker. Kemudian, kepada Nyoman Kertia dalam bidang obat-obatan herbal dan kebudayaan.
Anugerah UGM 2024 juga diberikan kepada Saiful Deni di bidang pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan. Dan, kepada Alissa Qutrunnada Munawaroh Wahid, dalam bidang moderasi keberagaman dan perdamaian.
“Tahun ini, kita memberikan penghargaan khusus, Anugerah Hamengku Buwono IX kepada Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dalam bidang pendidikan, sosial, politik dan kemanusiaan,” tutup Ova.