logo

Kampus

Dosen Lima PT Muhammadiyah Teliti Bahan Baku Obat Alternatif

Dosen Lima PT Muhammadiyah Teliti Bahan Baku Obat Alternatif
Uswatun Chasanah. Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini bersama dengan dengan empat dosen dari lima perguruan tinggi Muhammadiyah menggagas penetian tentang ekstraksi eceng gondok dan kulit jeruk untuk bahan baku obat. (EDUWARA/Istimewa)
Fathul Muin, Kampus12 Februari, 2022 00:31 WIB

Eduwara.com, MALANG — Dosen dari lima perguruan tinggi Muhammadiyah meneliti ekstraksi eceng gondok dan kulit jeruk untuk bahan baku obat. Salah satu penggagasnya, yakni dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Uswatun Chasanah. 

Menurut Uswatun Chasanah, proposal penelitian yang digagas bersama rekan-rekannya berhasil lolos tahap pendanaan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Muhammadiyah Aisyiyah (APTFMA). Seleksi pemberian hibah tersebut melibatkan seluruh Universitas Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Indonesia.

Dijelaskan, sampai saat ini industri farmasi di Indonesia masih bergantung pada impor pasokan bahan baku obat dari luar negeri. Sekitar 90 persen bahan baku pembuatan obat tablet bukan berasal dari dalam negeri. Karena itulah, Indonesia perlu segera mengembangkan bahan-bahan alam yang berpotensi menjadi bahan baku pembuatan obat.

"Jika penelitian eceng gondok dan kulit jeruk ini mendapat hasil yang bagus, kedua bahan tersebut tentu dapat membuat harga-harga obat menjadi lebih murah. Hal ini karena harga kedua bahan baku obat tersebut relatif tidak mahal ketimbang bahan impor dari luar negeri," katanya, Jumat (11/2/2022).

Eceng gondok dan kulit jeruk dipilih, kata Ina --sapaan akrabnya-- karena mengandung serat selulosa dan tinggi akan kandungan antioksidan. Keduanya juga memiliki pertumbuhan yang cepat dan cukup mudah didapatkan. Kelebihan ini dapat mempermudah proses pembuatan obat baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. 

"Eceng gondok diketahui memiliki kandungan selulosa yang tinggi yaitu 60 persen selulosa, 8 persen hemiselulosa, dan 17 persen lignin. Sedangkan kulit jeruk mengandung selulosa sebesar 5,36 persen. Dengan adanya persentase selulosa yang cukup besar, menjadikan kedua bahan alam ini dapat digunakan untuk bahan baku sediaan farmasi," katanya.

Selain UMM, penelitian ini juga diinisiasi oleh empat dosen dari universitas yang berbeda yaitu Universitas Muhammadiyah Lamongan, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Universitas Muhammadiyah Bandung, dan Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon.

Menurut Ina, sampai saat ini penelitian yang dilakukan telah mencapai tahap ekstraksi kulit jeruk dan eceng gondok.

"Saya tentu berharap penelitian yang kami upayakan ini mampu menghasilkan hasil positif sehingga industri farmasi Indonesia dapat memiliki alternatif lain dalam bahan baku obat. Pun membuat masyarakat bisa mendapatkan obat dengan harga yang relatif lebih terjangkau," tandasnya.

Read Next