logo

Kampus

Dosen UMM : Muhammadiyah Harus Terus Bergerak Maju

Dosen UMM : Muhammadiyah Harus Terus Bergerak Maju
Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Pradana Boy, kajian Ramadan UMM, Baitul Arqam Karyawan dan Dosen, di Theater Dome UMM, Selasa (12/3/2022). (UMM)
Fathul Muin, Kampus15 April, 2022 07:51 WIB

Eduwara.com, MALANG—Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah harus terus bergerak maju dan menyediakan pengajian-pengajian bisa diterima oleh masyarakat umum.

Dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Pradana Boy mengatakan hal itu pada kajian Ramadan UMM, Selasa (12/3/2022).

"Begitupun dengan gerakan tajdid yang harus memperbaharui model dakwah yang selama ini masih terkesan formal dan cenderung kaku," ujarnya.

Dia menilai, Muhammadiyah terbagi menjadi tiga, yakni Muhammadiyah sebagai gerakan yang berfokus pada gerakan Islam, tajdid (pembaharuan), dakwah, dan sosial. Kemudian, Muhammadiyah sebagai pemikiran, yakni bagaimana organisasi yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan itu mampu menjadi muara ilmu, baik itu ilmu keagamaan, sosial budaya, ekonomi dan lainnya. 

"Kemudian Muhammadiyah sebagai organisasi, yaitu bagaimana Muhammadiyah tersusun dan terstruktur dengan rapi. Berkomitmen untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama serta menebar manfaat dan kebaikan kepada umat," tuturnya.

Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UMM Wakidi, menegaskan Muhammadiyah bukan hanya sebagai organisasi masyarakat semata, melainkan sebagai nilai dan pandangan hidup.

Dia berpendapat, Muhammadiyah haruslah dianggap sebagai nilai dan pandangan hidup. Hal itu tertuang dalam dua pokok pikiran yang bersifat ideologis dan strategis. Adapun, secara ideologis menegaskan dasar ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadits, juga dasar yang bersifat pemikiran.

Sementara itu, pola pikir yang bersifat strategis memiliki bentuk khittah perjuangan yang bergerak secara dinamis dan mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi.

"Kedua pola pikir itu harus menjadi salah satu dasar warga Muhammadiyah dalam memperluas dakwah dan menebar manfaatnya. Tidak hanya hubungannya dengan Allah SWT, tapi juga hubungannya dengan masyarakat. Mengajak pada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran serta mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya," ucapnya.

Wakidi menilai bahwa Muhammadiyah tidak boleh dipandang hanya sebagai organisasi masyarakat semata. Namun harus dipahami sebagai nilai dan pandangan hidup bagi warganya. Dengan begitu, tujuan dan arah hidup masyarakat menjadi lebih terarah.

Read Next