Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Ketua Komisi A DPRD Yogyakarta Eko Suwanto mendorong perpustakaan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta turut menyebarluaskan pemikiran, ide dan gagasan Bapak Bangsa Soekarno tentang Indonesia. Sejarah keberadaan Presiden Soekarno di Kota Yogyakarta menjadi landasan utama.
Ini disampaikan Eko Suwanto usai bersama anggota Komisi A lainnya berkunjung dan belajar ke Perpustakaan Nasional Bung Karno di Kota Blitar, Jawa Timur.
Menurut Eko, kedatangan Komisi A DPRD Yogyakarta ke Kota Blitar akhir pekan kemarin sepenuhnya mempelajari serta mengetahui bagaimana mengimplementasikan pemikiran, ide dan gagasan Bung Karno yang pesankan lewat ribuan koleksi buku, majalah, maupun catatan pidato di masyarakat secara nyata.
"Membicarakan Bung Karno, Kota Blitar dan Kota Yogyakarta memiliki kesamaan sejarah melekat. Kota Yogyakarta sebagai Ibu Kota Negara pada 1946-1959 menjadi sama pentingnya dengan Kota Blitar yang menjadi tempat persemayaman terakhir Sang Proklamator," kata Eko, Sabtu (29/10/2022).
Eko menyatakan keberadaan Perpusnas Bung Karno yang terletak satu komplek dengan makamnya di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan tidak sekedar menjadi pelengkap saja.
Perpusnas ini adalah penjaga semangat dan penerus pemikiran Soekarno yang harus dilestarikan oleh generasi selanjutnya. Ibarat kata, Perpusnas Bung Karno ini tidak hanya menjaga abu Sang Presiden tapi juga meneruskan pemikiran, ide dan gagasannya.
"Karena kelekatan nilai sejarah tentang Bung Karno, kita mendorong Pemda DIY menjadikan perpustakaan yang dimiliki menjadi media penyebarluasan pemikirannya terutama pada Pancasila. Anak kandung pertama Bapak Bangsa," jelasnya.
Bagi Eko, menjadikan perpustakaan di DIY sebagai penerus dan penyebarluasan tentang Pancasila ini sebenarnya sudah diamanatkan di Perda nomor 1 tahun 2022 tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan.
Kepala UPT Perpusnas Bung Karno, Nury Syam mengatakan sejak didirikan sejak 2004 ini memiliki koleksi sebanyak 2700 sekian judul buku, majalah maupun catatan pidato mengenai pemikiran, ide dan gagasan Bung Karno.
"Kami tak sekedar merawat buku-buku asli mengenai pemikiran Bung Karno yang terbit dahulu kala. Tapi kami terus berburu berbagai hal yang membahas Bung Karno," katanya.
Nury Syam menyebut selain cetakan pertama buku karya Bung Karno seperti 'Dibawah Bendera Revolusi', 'Sarinah', 'Mustika Rasa' yang mereka koleksi dan rawat. Ribuan catatan pidato Bung Karno sebelum pembacaan proklamasi di berbagai majalah dan salinan asli dari Departemen Penerangan, sesudah proklamasi juga ada.
"Keberadaan ribuan koleksi buku, termasuk barang-barang memorabilia yang kami pamerkan di tempat terpisah ini sepenuhnya bertujuan sebagai media edukasi serta literasi. Ini untuk mendekatkan dan mengenalkan sosok Bung Karno bagi generasi mendatang," kata Nury.
Sebagai upaya memperluas pemikiran Soekarno, Perpusnas Bung Karno saat ini tengah mengembangkan aplikasi 'I Soerkarno' yang nantinya bisa diakses bebas untuk mengetahui pemikiran penting, cerita-cerita keseharian, foto-foto, maupun film-film yang terdapat sosok Bapak Bangsa.
"Kami juga tengah merintis pelatihan bagi kalangan UMKM yang berada di sekitar kompleks makam untuk menghadirkan berbagai menu-menu yang dituliskan Bung Karno dalam Mustika Rasa. Tentunya menu yang kita pilih nanti akan menjadi nilai tambah bagi perekonomian mereka," katanya.