Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Semaraknya mudik lebaran tahun ini menginspirasi Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Daerah Istimewa Yogyakarta Hilmy Muhammad menggelar lomba video.
Bertajuk Ramadan di Kampung Halaman, Hilmy menantang anak-anak muda membuat video kreatif dengan tujuan mengangkat kearifan lokal di daerah masing-masing selama bulan Ramadhan.
"Lomba ini selalu digelar setiap menjelang hari Raya Idul Fitri. Ini merupakan gelaran yang ketiga kalinya setelah pertama kali diluncurkan pada 2020 lalu," katanya dalam rilis ke Eduwara, Jumat (29/4/2022).
Seperti lomba-lomba sebelumnya, Hilmy optimis akan banyak anak-anak muda yang antusiasme mengikutinya. Tidak hanya dari berbagai daerah se-Indonesia. Kalangan pemuda yang bermukim di luar negeri juga mengirimkan karyanya.
"Indonesia kita sangat kaya dengan kearifan lokal. Masing-masing keunikan biasanya ditampilkan lebih intens saat Ramadan. Lomba diharapkan mendorong kaum milenial agar lebih mengenalkan budaya masing-masing melalui kreativitas yang dimiliki dan kemudian mengampanyekan di media sosial," lanjutnya.
Berkaca pada penyelenggaraan dua lomba sebelumnya yang diikuti ratusan peserta, Hilmy meyakini ajang ini menjadi tanda kaum milenial masih cukup kental dengan budayanya.
"Di satu sisi siar agama semakin marak, di sisi lain, siar budaya juga semakin kuat. Inilah di antara kekuatan kita sebagai sebuah bangsa," ujarnya.
Ditunggu hingga akhir April ini, lomba ini terbagi dalam dua kategori, yaitu video kreatif dan video talkshow. Selain Himy sendiri, juri yang dilibatkan yaitu pendongeng Mo.h Sultoni Alkautsar, Ketua PW Fatayat NU DIY Khotimatul Khusna, dan dosen ISI Yogyakarta Feri L Pawiro.
"Lomba ini ibarat sekali mendayung tiga pulau terlampaui sekaligus. Tidak hanya karena melibatkan anak muda agar produktif, konten yang kemas dalam bentuk video juga ternyata memiliki muatan informasi yang bermanfaat," tutup Hilmy.
Khotimatul Khusna menilai selain melibatkan anak muda untuk tetap produktif sekaligus kreatif dengan memanfaatkan teknologi digital, lomba ini menjadi bagian dari upaya syiar Islam yang rahmatan lil alamin melalui media sosial.
"Selain itu, lomba ini mengajak kita semua untuk mengenal kembali kearifan lokal dalam konteks agama Islam sebagai khazanah peradaban bangsa," ujar perempuan yang akrab disapa Mbak Khotim tersebut.
Adapun, Ketua Dewan Juri Sultoni Alkautsar menilai tidak sedikit video dari para peserta yang memberikan informasi penting bagi masyarakat.
"Bahwa ada banyak tradisi yang sangat baik dan bisa dicontoh di tempat lain. Saya juga belajar dari konten-konten video tersebut. Ada isu kerukunan, semangat kebersamaan, dan lain sebagainya. Ini sekaligus menjadi edukasi bagi para penonton videonya," katanya.
Sebagai juri, dia mengakui membutuhkan waktu yang lebih karena adanya diskusi panjang dengan dewan juri. Ia pun berharap video-video itu tidak hanya berhenti sebagai karya lomba, tetapi bisa dipublikasikan lagi di media-media yang lebih luas karena masing-masing karya memiliki keunikan tersendiri.