logo

Sains

Gunung Anak Krakatau Siaga III, Apa yang Terjadi?

Gunung Anak Krakatau Siaga III, Apa yang Terjadi?
Pemerintah merilis bahwa Gunung Anak Krakatau di Banten saat ini berada dalam status Siaga atau pada Level III. (Badan Geologi Kementerian ESDM)
Bunga NurSY, Sains26 April, 2022 08:39 WIB

Eduwara.com, JAKARTA— Pemerintah merilis bahwa Gunung Anak Krakatau di Banten saat ini berada dalam status Siaga atau pada Level III. Apa yang terjadi?

Dilansir dari siaran pers Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, terpantau bahwa aktivitas vulkanik Anak Krakatau saat ini masih dalam periode erupsi menerus dengan perubahan erupsi yang semula dominan abu menerus menjadi tipe strombolian menghasilkan lontaran-lontaran lava pijar pada 17 April 2022. 

Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan, sejak 15 April 2022 Gunung Anak Krakatau terus menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik.

"Sejak tanggal 15 April 2022, secara visual sudah terekam hembusan asap maupun tinggi erupsi kolom dengan variasi dari setinggi 1.000 sampai 2.000 meter dari muka air laut, dan tiga hari terakhir sudah mencapai 3.000 meter.Kalau kita melihat bagaimana kondisi tekanan yang ada di tubuh anak Krakatau, mulai terekam intensif sebetulnya sejak tanggal 21 April 2022 atau 3-4 hari yang lalu dan ini artinya berkorelasi dengan meningkatnya tinggi kolom abu yang menjadi 3.000 meter dari muka air laut," kata Hendra dalam siaran pers yang dirilis pada Senin (25/04/2022).

Pada tanggal 23 April 2022 sekitar pukul 12:19 WIB teramati lava mengalir dan masuk ke laut. Hasil estimasi energi seismik saat ini teramati meningkat tajam bersamaan dengan membesarnya amplitudo Tremor menerus dan semakin intensnya kejadian erupsi yang menerus. 

Berdasarkan data pemantauan visual dan instrumental serta pantauan emisi gas beracun belerang (sulfur) dioksida atau SO2, aktivitas Gunung Anak Krakatau ada kecenderungan meningkat dan belum menunjukkan adanya penurunan aktivitas vulkanik.

Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) menunjukan hampir seluruh tubuh gunung tersebut yang berdiameter sekitar 2 Km merupakan kawasan rawan bencana. Berdasarkan data-data visual dan instrumental potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material pijar dalam radius 2 km dari pusat erupsi. 

Namun, ada pula kemungkinan lontaran akan menjangkau jarak yang lebih jauh, sedangkan sebaran abu vulkanik tergantung dari arah dan kecepatan angin dapat menjangkau kawasan yang lebih jauh.

Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, tampak ada kenaikan aktivitas yang semakin signifikan sehingga status Gunung Anak Kraktau dinaikkan dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) terhitung sejak tanggal 24 April 2022, pukul 18.00 WIB.

Sehubungan dengan hal itu, masyarakat tidak diperbolehkan mendekati kawasan itu dalam radius 5 km dari Kawah Aktif.

Badan Geologi akan terus berkordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)/ Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten/ Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung/ Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Selatan/ Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang/ dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Read Next