Bagikan:
Bagikan:
Eduwara, JOGJA—Dua guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Yogyakarta menghadirkan inovasi berupa video pembelajaran mengenai literasi digital dan dunia bisnis digital.
Lewat video berdurasi tujuh menit ini, Guru Ekonomi sekaligus Kepala Perpustakaan MAN 2 Yogyakarta Sri Narwanti berkolaborasi dengan pengajar teknologi informasi komunikasi (TIK) Muhamad Hardiyanto.
Video ini meraih juara tiga lomba nasional yang diselenggarakan Prodi Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomi, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Di UII Business & Accounting Competition (BAC) 2021, ada dua tema yang bisa dipilih peserta yaitu bisnis digital dan materi ekonomi akuntansi.
"Kami memilih bisnis digital, karena sebagian besar peserta memilih tema materi ekonomi. Juara 3 kategori Business Education Video Competition kemarin menjadi sarana baru bagi saya untuk belajar lagi. Lomba itu memberi saya kesempatan menggunakan media lagi untuk menjangkau siswa," kata Narwanti kepada Eduwara.com, Rabu (22/12/2021).
Pemilihan tema ini menurut Narwanti diharapkan memberikan dampak pada siswa SMA/SMK/MA khususnya tentang seluk beluk bisnis digital. Ada empat poin utama yang disampaikan lewat video tersebut.
Narwanti, yang mewakili rekannya, mengungkapkan, poin pertama adalah mengenai literasi digital. Hal ini menjadi penting karena selama ini banyak anak didik sekolah menengah atas yang belum memiliki keterampilan literasi digital. Ini menjadi PR besar dalam proses pendidikan saat ini. "Banyak yang belum paham memahami tentang literasi digital. Bagaimana mereka bisa terjun ke bisnis digital jika belum memiliki keterampilan literasi digital," jelasnya.
Di tengah meningkatnya pemanfaatan dunia digital terutama sosial media untuk bisa eksis, pelajar sering kali tidak mengetahui tentang hal-hal terkait keamanan data, etika dan budaya digital.
Mereka, menurut Narwanti, memerlukan banyak bimbingan agar tetap bersosmed namun juga mampu berkomentar dengan bijak. "Menurut saya di sini pentingnya literasi digital. Siswa bisa tahu mana yang benar atau tidak untuk dibagi [share]. Kemudian ada pemahaman bahwa sosmed ini bisa juga dimanfaatkan untuk lebih luas, semisal menjadi portofolio atau akses ke dunia usaha di masa depan," katanya.
Pada poin kedua, video ini mengajak siswa memahami peluang bisnis digital dengan mengandalkan data. Poin ketiga ada tahu mengenai peluang bisnis digital lebih dalam baik kelemahan maupun tantangannya. Terakhir adalah siswa tahu harus memulai bisnis digital dari mana.
Narwanti mengatakan kehadiran video menjadi media baru pembelajaran kepada siswa agar tidak monoton di ruang kelas. Idealnya sekarang ini harus kenal, belajar lagi dan mengasah diri seiring perkembangan digital.