logo

EduBocil

Ini Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Merancang Pembelajaran Anak Usia Dini

Ini Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Merancang Pembelajaran Anak Usia Dini
Associate Program Manager Kalananti, Muhammad Akkaf dalan Webinar PAUDPEDIA #3: Merancang Pembelajaran yang Berpusat pada Anak, Kamis (28/4/2022). (YouTube PAUDPEDIA)
Redaksi, EduBocil29 April, 2022 22:43 WIB

Eduwara.com, JAKARTA – Pembelajaran yang berpusat pada anak memfokuskan perencanaan dan pengelolaan pembelajaran kepada kebutuhan dan minat anak. Perencanaan pembelajaran memerlukan tujuan yang bisa memberikan kompetensi tertentu dengan rentang waktu yang diinginkan. Perencanaan pembelajaran pun bisa saja berbeda dari perencanaan awal.

Guru dan orang tua bisa menyediakan aktvitas-aktivitas yang bertujuan menstimulasi agar anak mencapai kompetensi. Aktivitas itu bisa menggunakan berbagai cara misalnya pergi ke alam, kegiatan seni, atau bereksplorasi dengan barang-barang yang ada di rumah. Tetapi yang menjadi catatan adalah, dengan banyaknya cara yang digunakan harus berpusat pada anak.

Hal tersebut disampaikan Associate Program Manager Kalananti, Muhammad Akkas dalam Webinar PAUDPEDIA #3: Merancang Pembelajaran yang Berpusat Pada Anak, Kamis (28/4/2022). Acara tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kemendikburistek melalui siaran langsung YouTube PAUDPEDIA.

“Kita harus menggali kembali apakah pembelajaran yang sudah dilakukan di kelas sudah sesuai dengan minat dan yang dibutuhkan oleh anak. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka harus ada yang dilakukan ketika merancang perencanaan pembelajaran,” kata dia.

Pembelajaran yang berpusat pada anak, sambung Akkas, merupakan pembelajaran yang memerdekakan anak. Artinya, setiap proses pembelajaran didasarkan pada kebutuhan dan minat anak dengan melihat hasil observasi yang menunjukkan capaian, hal yang disenangi, serta keterlibatan aktif pada kegiatan belajar.

Empat Hal Perlu Diperhatikan

Menurut Akkas, ada empat hal yang harus diperhatikan guru saat merancang pembelajaran pada anak. Pertama, mengamati kebutuhan anak. Kemampuan mengamati kebutuhan anak dapat dilatih dengan menguatkan proses asesmen otentik saat pembelajaran dan pemahaman terhadap tujuan pembelajaran.

Ketika guru memiliki kemampuan melakukan asesmen otentik, secara otomatis data terkait anak pasti akan valid. Kemudian hasil asesmen bisa membantu mengetahui kebutuhan anak. 

Selain itu guru juga harus paham terkait tujuan pembelajaran. Misalnya, anak sampai pada kompetensi menjaga keselamatan diri akan mustahil jika hanya satu kegiatan. Tentu perlu beberapa kali kegiatan dan melihat munculnya perilaku sampai bisa memastikan munculnya kompetensi.

“Proses ini kan juga tidak linier, kadang naik kadang turun. Juga perlu proses perencanaan yang sesuai. Kebutuhan anak yang banyak sekali juga bisa diakomodir dengan media belajar yang ada di lingkungan kita,” jelas dia.

Kedua, mengamati minat anak. Ketika merancang pembelajaran yang berpusat pada anak akan menciptakan proses belajar yang bermakna. Proses konsentrasi anak pun jauh lebih lama daripada kegiatan yang dirancang tidak dengan minat mereka. 

Ketiga, rencanakan srategi pengelolaan pembelajaran dan lingkungan. Guru perlu mempunyai banyak inspirasi terkait metode-metode pembelajaran yang menarik. Guru juga bisa merencanakan pengelolaan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan belajar dan konteks lokal.

“Guru-guru perlu aware terkait potensi daerah masing-masing. Kemudian potensi-potensi daerah apa saja yang perlu dikenal oleh anak-anak. Hal tersebut bisa disusun di strategi pengelolaan pembelajaran. Sehingga ketika kegiatan berlangsung, proses mencapai tujuan yang diharapkan bisa bermakna dan anak-anak merasa senang,” ujar dia.

Keempat, merencanakan bentuk asesmen. Bentuk asesmen perlu direncanakan sebelum pembelajaran berlangsung. Hal itu penting untuk memilih model pembelajaran yang dilakukan agar cocok dengan kegiatan pembelajaran sehingga data asesmen semakin berkualitas dan valid.

“Ketika punya data yang valid akan menjadi bahan di rencana kegiatan selanjutnya. Otomatis rencana selanjutnya akan membantu anak sampai tujuan yang diharapkan,” tutur dia. (K. Setia Widodo)

Read Next