logo

Vokasi

Link And Match Merdeka Belajar Berorientasi Potensi Lokal

Link And Match Merdeka Belajar Berorientasi Potensi Lokal
Sejumlah siswa SMA Ki Ageng Pemanahan (KAP) Bantul sedang praktik merangkai bagian-bagian motor listrik di Bengkel Kerja SMK KAP Bantul. Program motor listrik yang digagas SMK KAP Bantul Mei 2021 disiapkan untuk mendukung industri hemat energi. (EDUWARA/Setyono)
Setyono, Vokasi05 Desember, 2021 06:00 WIB

Eduwara.com, JOGJA — Penggalian kompetensi yang dibutuhkan pasar kerja di masa depan (link and match) di konsep 'Merdeka Belajar' harus berorientasi pada kearifan dan potensi lokal. Pembaharuan ini dinilai mampu melahirkan lapangan pekerjaan baru.

"Kualitas mutu pendidikan yang masih mengacu pada Programme for International StudentAssessment (PISA) menjadikan pendidikan kita masih men-drilling untuk mencapai nilai-nilai ujian nasional (NUN). Sekarang ini, sudah tidak boleh lagi," jelas pemerhati pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Wahyaningsih, Sabtu (4/12/2021).

Dengan kehadiran ‘Merdeka Belajar’, lanjut Wahya, saat ini konsep dan sistem pembelajaran di Indonesia sedang diubah total. Sekarang, yang coba diterapkan adalah proses pembelajaran berbasis nalar yang memang dibutuhkan pada saat ini.

Pasalnya, sekarang ini ataupun ke depan nanti, dunia pekerjaan mengalami perubahan terus menerus secara drastis. Dunia pekerjaan tidak lagi pada kantoran atau harus apa.

"Perkembangan ke depan, semua orang bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Itupun jika semua dijalankan dengan benar," ungkapnya.

Di 'Merdeka Belajar', nantinya akan hadir beberapa kurikulum alternatif yang berbasis project lintas pelajaran, yang tidak lagi dikungkung sekat-sekat mata pelajaran. Ini yang diinginkan pemerintah namun langkah ke sana dilakukan bertahap.

Namun yang menjadi catatan, menurut Wahya, bagaimana jika kurikulum yang berorientasi industri ini akan bisa berkembang. Dirinya melihat apakah ke depan industri yang disasar oleh kurikulum yang diajarkan akan mampu menyerap semua lulusan.

"Ini yang menjadi catatan. Link and match harus selaras dengan potensi daerah dan kearifan lokal jangan sampai hilang. Konsep ini akan menumbuhkan pembangunan ekonomi dan budaya yang luar biasa sehingga nantinya hadir sistem pendidikan yang terkoneksi dengan informasi pasar," jelasnya.

Sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara, 'Merdeka Belajar' memandang setiap orang memiliki potret alam dengan potensi masing-masing yang harus dikembangkan. Wahya melihat 'Merdeka Belajar' bisa menjadi sistem pendidikan yang custom dan tidak tidak menyeragamkan. 

Read Next