Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Sejumlah MTsN di Bantul menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Kegiatan ini difokuskan pada penilaian atau asesmen yang menjadi tolak ukur suatu capaian proses pembelajaran, apapun jenis kurikulumnya.
Dua MTsN yang menggelar bimtek adalah MTsN 2 Bantul dan MTsN 3 Bantul. Bimtek berlangsung bersamaan pada Jumat (10/2/2023).
Pengelola MTsN 2 Bantul menghadirkan pengawas di wilayah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul, Etyk Nurhayati.
Menurut Etyk Nurhayati, pembelajaran tanpa penilaian atau asesmen itu ibarat makan nasi tanpa lauk.
"Tak ada kepuasan, hambar, dan kurang menggairahkan. Penilaian menjadi tolok ukur suatu capaian proses pembelajaran, apapun jenis kurikulumnya," kata Etyk Nurhayati dalam rilis yang diterima Eduwara.com.
Hal ini ternyata tak jauh berbeda. Dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka pun ada asesmen yang dilakukan meski sedikit berbeda atau istilahnya berbeda.
Etyk yang menyampaikan materi assesmen dengan metode praktik menyampaikan bahwa inti penting dari Kurikulum Merdeka itu bahagia. Jika siswa bahagia, maka pembelajaran akan mudah diterima oleh siswa.
"Maka melakukan pendekatan personal dengan siswa ini penting dilakukan. Lakukan yang terbaik untuk mereka dan anggap para siswa ini sebagai anak kita sendiri dengan ikhlas," jelas Etyk.
Bukan Perbedaan Administrasi
Kepala MTsN 3 Bantul Sugeng Muhari menyebut perubahan Kurikulum 13 ke Kurikulum Merdeka bukan perubahan kurikulum pertama di dunia pendidikan.
"Banyak yang belum paham bagaimana Kurikulum Merdeka yang akan diterapkan sehingga banyak yang menanggapi perubahan kurikulum tersebut hanya perbedaan pada administrasinya saja. Kegiatan ini diharapkan membuka tabir Kurikulum Merdeka," katanya.
Bimtek di MTsN 3 Bantul selain digelar hari ini juga akan dilaksanakan pada Senin (13/2/2023). Secara keseluruhan akan hadir empat narasumber yang akan memberikan penjelasan mendalam mengenai Kurikulum Merdeka.
“Setelah mengikuti kegiatan Bimtek ini, harapannya semua guru di MTsN 3 Bantul mempunyai gambaran lebih konkrit terkait Implementasi Kurikulum Merdeka", tutur Sugeng.
Narasumber dari JFT Pengembang Teknologi Pembelajaran Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, Anita Isdarmini menyebut Kurikulum Merdeka menitikberatkan pada pemahaman penuh kebutuhan peserta didik.
Pemahaman akan karakteristik peserta didik menjadi effort menjalankan Kurikulum Merdeka dengan baik karena hal itu akan menghasilkan informasi kebutuhan peserta didik yang dibutuhkan dalam menjalankan Kurikulum Merdeka.
Hal itu juga sekaligus mendukung tercapainya madrasah unggul. Madrasah yang unggul dicapai dengan proses pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik meskipun dari input yang berbeda-beda untuk memperoleh output peserta didik yang maksimal.