logo

Sains

Mahasiswa PGSD Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

Mahasiswa PGSD Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara
Havid Adhitama, mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Semarang (Unnes), bersama tim memasang alat pemantau longsor, Landslide Data Recorder (LSDR). Alat yang diciptakan dan dikembangkan Havid dan tim tersebut telah dipasang di Desa Tempuran, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Minggu lalu (EDUWARA/Dok. Pribadi)
Redaksi, Sains03 Maret, 2022 00:52 WIB

Eduwara.com, SEMARANG -- Mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Semarang (Unnes), Havid Adhitama, berhasil menciptakan alat pemantau longsor. Alat tersebut telah dipasang di Desa Tempuran, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Minggu lalu.

Dalam laman resmi Unnes, Rabu (2/3/2022), dijelaskan alat pemantau longsor tersebut diciptakan  Havid dan timnya karena dilatarbelakangi pengalaman pribadi Havid yang sempat terkena bencana longsor. Oleh Havid, alat tersebut diberi nama LSDR, singkatan dari Landslide Data Recorder, terinspirasi dari satelit LORA.

Menurut Havid, kelebihan alat pemantau longsor tersebut adalah dapat mengirimkan data dari daerah terpencil sekalipun yang tidak memiliki jaringan internet.

“Kami mengadopsi cara kerjanya untuk diterapkan pada medan terestrial. Satelit terestrial ini dapat mengirimkan data pemantauan dari lokasi terpencil tanpa memiliki ketergantungan pada jaringan internet,” jelanya.

Havid menambahkan, alat pemantau longsor tersebut dapat memberikan data berupa kemiringan tanah, pergerakan tanah, kejenuhan tanah, intensitas hujan, suhu dan kelembapan udara.

“Ketika data ini diolah dengan tepat maka bukan tidak mungkin potensi longsor bisa diprediksi secara akurat, sehingga masyarakat yang berpotensi terdampak bisa menyelamatkan diri,” katanya.

Saat ini, lanjut Havid, data pemantauan dari alat tersebut bisa dipantau melalui web. “Data tersebut bisa diinterpretasikan oleh instansi terkait untuk menentukan langkah yang tepat dalam mitigasi bencana tanah longsor di Banjarnegara,” jelasnya.

Rektor Unnes Fathur Rokhman mengapresiasi karya inovasi dan merasa bangga kepada mahasiswa PGSD Unnes yang berhasil menciptakan alat pemantau longsor.

“Ini merupakan karya yang penting untuk daerah yang rawan dengan bencana longsor, dan mahasiswa Unnes berhasil membuat alat pemantau tanah longsor,” katanya.

Terkait hal ini, Fathur mengatakan, akselerasi Inovasi adalah salah satu tujuan Unnes untuk bisa bersaing dengan universitas di dunia.

“Dosen dan mahasiswa saya dukung untuk terus menciptakan karya inovasi sesuai dengan bidangnya untuk mendukung visi-misi Unnes,” pungkasnya.

Read Next