logo

Sains

Menko PMK Muhadjir: Perpustakaan Harus Menjangkau Semua Lapisan Masyarakat

Menko PMK Muhadjir: Perpustakaan Harus Menjangkau Semua Lapisan Masyarakat
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy (Kemenko PMK)
Bunga NurSY, Sains30 Maret, 2022 06:10 WIB

Eduwara.com, JAKARTA—Keberadaan perpustakaan harus dapat menjangkau dan dijangkau oleh seluruh masyarakat tanpa terkecuali.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan 2022, pada Selasa (29/3/2022).

Menurutnya, perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan. 

Berdasarkan definisi UU 43/2007 tentang Perpustakaan tersebut, perpustakaan merupakan salah satu tempat untuk mendapatkan koleksi buku-buku yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas sebagai sumber pembelajaran dan memperoleh ilmu pengetahuan.

"Sehingga baik mereka yang sedang bersekolah tidak bersekolah, yang bekerja, itu betul-betul memanfaatkan perpustakaan yang tersedia untuk kepentingan yang lebih produktif," ujarnya seperti dikutip dari situs resmi Kemenko PMK, Selasa (29/03/2022).

Untuk dapat menjangkau masyarakat, Muhadjir mengatakan, perpustakaan harus bisa beradaptasi dan membangun ekosistem digital, terutama untuk Perpustakaan Nasional. Perpustakaan Nasional termasuk lembaga di bawah koordinasi Kemenko PMK.

"Sebetulnya ini bukan suatu pilihan, tapi suatu keharusan untuk perpustakaan kita menuju ekosistem digital. Dan Perpustakaan Nasional itu adalah menjadi induk atau pusat dari jaringan perpustakaan seluruh Indonesia. Baik yang ada di sekolah, pemrintah daerah, dan yang ada di komunitas," tuturnya. 

Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan, selain perubahan menuju digitalisasi, indikator keberhasilan perpustakaan dalam menjangkau masyarakat juga harus diubah.  Menurut dia, perpustakaan tidak diukur dari seberapa banyak pengunjung yang datang, banyaknya koleksi, peminjaman buku, atau akes terhadap sumber bacaan. 

"Tetapi yang lebih penting setelah dia itu datang ke perpustakaan apa produk hasil output dari yang bersangkutan. Jangan sampai hanya sekedar baca setelah itu tidak ada hasil yang bisa diukur," ujar nya. 

Selain itu, menurut Muhadjir itu, perpustakaan juga harus bisa memperluas jangkauan masyarakat hingga tingkat terkecil. Tidak hanya ditingkat Kelurahan atau Desa, tetapi menurutnya perpustakaan harus bisa menjangkau sampai tingkat RT/RW.

"Kalau bisa bukan lagi mereka yang datang ke perpustakaan, tetapi perpustakaanlah yang mendatangi mereka yang membutuhkan. Karena itu perpustakaan mobil ini juga menjadi tujuan dari kita. Saya kira di Perpusnas juga sudah ada paket perpustakaan bergerak," tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Kepala Perpustakaan Nasional M. Syarif Bando menyampaikan, Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2022 yang mengangkat tema "Transformasi Perpustakaan untuk Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional" merupakan perwujudan dari arahan Presiden bahwa transformasi harus dipercepat.

"Ini juga merupakan strategi untuk mempercepat terjangkaunya masyarakat di luar dari informasi-informasi dari koleksi yang kita sediakan, dan ini lebih mempermudah karena mensiasati keterbatasan karya cetak," tuturnya.

Sebagai informasi, Rakornas Bidang Perpustakaan 2022 yang digelar secara hybrid, dengan peserta yang hadir secara luring (tatap muka) dihadiri 750 peserta saja dengan komposisi peserta lainnya sekitar 10.000 orang.

Peserta luring ini terdiri dari Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Ketua Forum Perpustakaan/Penerbit Pengusaha Rekaman dan pihak-pihak yang telah melakukan kerja sama dengan Perpustakaan Nasional. 

Hadir pula tokoh-tokoh penggerak perpustakaan, akademisi dari berbagai kampus, pecinta buku, dan tokoh-tokoh nasional lainnya yang mengisi acara diskusi Rakornas.

Read Next