Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, MALANG — , Kusnadi Ikhwani, membeberkan resep menjadi sukses dalam bisnis kepada wisudawan UMM, yakni amanah, uswah hasanah, serta amal. Menurut dia, ketiganya menjadi modal untuk mengarungi kerasnya zaman dan mendapatkan kesempatan.
Mengawali karir sebagai konsultan di berbagai perusahaan, Kusnadi akhirnya berhenti dan memulai usaha di awal 2000-an. Berjualan nasi goreng, mie ayam, bakso hingga es rumput ia lakoni dan berharap bisa menemukan peluang mendapatkan rezeki lebih.
"Saya percaya bahwa di setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Hingga pada akhirnya di tahun 2010 saya pulang dan memulai berjualan ayam geprek serta menjadi ayam geprek pertama di Indonesia. Alhamdulillah sampai saat ini Geprek Group telah memiliki 38 cabang di berbagai kota serta lebih dari 400 karyawan," ungkapnya pada wisuda ke-102 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Selasa (25/1/2022).
Pria yang juga menjadi Dewan Pengawas Lazismu Sragen ini, mengatakan untuk menjadi pribadi yang sukses, maka perlu mempunyai sikap visioner yang akan memberikan langkah inovasi bagi masyarakat, misalnya menjadi pengurus masjid Al-Falah bersama rekan-rekannya. Masjid yang berada di Sragen tersebut bahkan telah menjadi masjid percontohan nasional dengan berbagai fasilitasnya.
Kemudian ada pula sikap birul walidain (taat dan cinta kepada kedua orang tua) dan senantiasa membaca al-Quran. Semua hal yang dilakukan harus diawali komunikasi dengan Tuhan sehingga dengan begitu segala urusan bisa dimudahkan dan dilancarkan. Juga perlu bersikap STW, yakni salat tepat waktu diiringi dengan inspiring.
"Inspiring adalah kepanjangan dari infak pagi dan sering-sering. Ketika berinfak, para malaikat di waktu pagi akan mendoakan kita agar dilimpahkan rezeki oleh Allah SWT. Terakhir yakni semua hal yang dikonsumsi harus halal. Karena dengan yang modal yang halal, jalan yang halal, dan konsumsi yang halal, akan memberikan hasil yang halal dan berkah pula," tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, Rektor UMM Fauzan mengingatkan para wisudawan bahwa mereka bukan lagi seorang mahasiswa, namun sudah menjadi sarjana. Perubahan status ini sekaligus memberi wisudawan tanggung jawab sosial dan keagamaan.
Menurut dia, tidak ada pilihan lain bagi mereka kecuali menunjukkan diri sebagai uswah khasanah di manapun dan kapanpun. Maka, rasa percaya diri, komitmen kuat dan bertanggung jawab adalah sikap yang harus senantiasa dipelihara.
Dia mendorong para wisudawan untuk menyadari bahwa mereka adalah sarjana yang dilahirkan oleh universitas yang memiliki reputasi internasional. Tentu hal ini membuat mereka tidak hanya dilihat dari segi kompetensi tapi juga universitas yang telah meluluskannya.
"Mulai saat ini saudara sudah tidak boleh lagi berpangku tangan dan menunggu. Namun harus menjadi inisiator untuk memulai dan mengeksekusi tindakan-tindakan yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas," tegasnya.