logo

Kampus

Tahun 2022, UNS Targetkan Buka Prodi Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok

Tahun 2022, UNS Targetkan Buka Prodi Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok
Stephanie Phanata, Kepala Pusat Studi Bahasa Mandarin Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. (EDUWARA/M Diky Praditia)
M. Diky Praditia, Kampus25 Januari, 2022 21:32 WIB

Eduwara.com, SOLO - Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo akan membuka program studi Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok untuk jenjang strata satu. Rencananya tahun ajaran baru 2022/2023 program studi itu sudah bisa menerima mahasiswa baru.

Kepala Pusat Studi Bahasa Mandarin UNS, Stephanie Phanata menjelaskan sejauh ini pihaknya masih memposes dan mempersiapkan keperluan-keperluan untuk pembukaan program studi baru, termasuk merekrut tenaga pendidik. 

"Ditunggu saja, semoga di tahun ini sudah bisa berdiri," ungkap Stephanie saat ditemui di Kantor Pusat Studi Bahasa Mandarin di UNS, Selasa (25/1/2022).

Menurutnya, pembukaan program studi Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok ini untuk menjawab permintaan stakeholder, alumni, dan masyarakat. Saat ini UNS sudah mempunyai program studi D3 Bahasa Mandarin. 

"Nah kami ingin meng-upgrade menjadi S1," ujarnya.

Selain itu, lanjut Stephanie, kebaradaan program studi Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok juga untuk memenuhi kebutuhan pasar. Perusahaan-perusahaan multinasional sekarang banyak membutuhkan penerjemah bahasa Mandarin. Permintaan banyak tapi persediaannya masih sedikit.

Stephanie melanjutkan, yang tidak kalah penting pembukaan program studi baru ini untuk memajukan mutu pendidikan Indonesia, khususnya di bidang bahasa Mandarin.

"Nanti kami akan lebih fokus pada pembelajaran jurnalistik, sastra, dan budaya Tiongkok. Kelak program studi ini masuk dalam Fakultas Ilmu Budaya UNS," paparnya.

Salah satu upaya untuk merealisasikan hal tersebut, UNS bekerja sama dengan Xihua University Tiongkok. Hal itu juga dalam rangka menyukseskan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas oleh pemerintah.

"Mungkin nanti sistem perkuliahannya menggunakan sistem blended learning. Dua tahun di Indonesia, dua tahun di Tiongkok," kata Stephanie.

Menurut Stephanie, mahasiswa yang dianggap mampu, berprestasi, dan bersedia akan dikirimkan ke Tiongkok. Sehingga ketika lulus, bisa berkemungkinan dia mendapatkan double degree

"Harapannya di tahun ini kami sudah bisa membuka dan menerima mahasiswa. Minta doanya saja," pungkas dia.

Read Next