Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, SOLO – Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Solo menggelar Belajar Bersama Pantomimer Kak Septian Dwi Cahyo, Selasa (28/6/2022). Acara yang diikuti 20-an murid itu diadakan di Aula SLBN Solo.
Kepala SLBN Solo Erna Muslichatun menuturkan kedatangan pantomimer kondang di sekolah tersebut sudah berlangsung beberapa tahun yang lalu. Adapun tujuan diselenggarakan acara itu ialah memotivasi setiap peserta didik.
"Kedatangan beliau di sini sebagai motivator kepada anak didik, bahwa setiap tahun ada kegiatan Festival Lomba Seni Sekolah Nasional (FLS2N)," kata dia kepada Eduwara.com, Selasa (28/6/2022).
Dalam FLS2N, sambung dia, terdapat cabang lomba pantomim. Oleh karena itu, melalui acara tersebut, para siswa dibekali materi tentang gerakan yang alurnya berupa cerita. Sehingga Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tunarungu dan tunawicara dilatih untuk bisa bercerita dengan bermain teater, menggunakan ekpresi atau mimik.
"Sehingga apa yang disampaikan dengan gerakan, menggambarkan sebuah cerita. Adanya acara seperti ini, siswa menjadi senang, termotivasi, dan rajin belajar ke sekolah," ujar dia.
Dalam belajar bersama itu, para siswa diajarkan bermacam ekspresi dan cara menyampaikannya. Misalnya ekspresi senang dengan raut wajah diangkat ke atas, sedangkan ekspresi sedih, raut wajah turun ke bawah.
Erna berharap, dengan belajar bersama itu, SLBN Solo bisa menggapai juara 1 dalam ajang FLS2N di tahun depan. Mengingat SLBN Solo ketika FLS2N tingkat Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII mendapatkan juara 2.
"Jadi selalu berlatih, agar anak-anak bisa menunjukkan prestasi yang maksimal," harap dia.
Sementara itu, Septian Dwi Cahyo mengaku tidak ada kendala dalam mengajarkan pantomim kepada siswa SLBN Solo. Hal itu disebabkan pantomim menjadi sarana komunikasi yang erat antara pantomimer dengan mereka.
"Jadi agak ada kemudahan. Namun, pengajar pantomim harus punya bahasa atau komunikasi gerak yang lebih agar siswa lebih memagami. Intinya, kami bisa berkomunikasi dengan baik," kata dia.
Teruntuk karakter maupun alur cerita disesuaikan dengan kondisi siswa. Dikarenakan mereka mempunyai kuatnya imajinasi masing-masing, sehingga diserahkan kepada para siswa sesuai dengan kejadian, emosi atau ekspresi mereka.
"Harapannya, yang pasti para siswa lebih mandiri, mempunyai kepekaan yang luar biasa, dan mengembangkan potensi serta bakat masing-masing," pungkas dia. (K. Setia Widodo)