logo

EduBocil

Pancing Siswa Gunakan Angkutan Umum, Gunungkidul Hadirkan Bus Sekolah

Pancing Siswa Gunakan Angkutan Umum, Gunungkidul Hadirkan Bus Sekolah
Siswa sekolah di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai hari ini, Jumat (1/4/2022) bisa menggunakan bus sekolah. Tiga bus sekolah ini sebagai upaya memancing minat siswa untuk kembali menggunakan kendaraan umum. (Eduwara/Setyono)
Setyono, EduBocil01 April, 2022 14:22 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Siswa sekolah di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai hari ini, Jumat (1/4/2022) bisa menggunakan bus sekolah. Tiga bus sekolah ini sebagai upaya memancing minat siswa untuk kembali menggunakan kendaraan umum.

Dihubungi Eduwara.com, Kepala Dinas Perhubungan Gunungkidul Rakhmadian Wijayanto kehadiran bus resmi diluncurkan pada Kamis sore (31/3/2022) oleh Bupati Sunaryanta bertujuan untuk mengurangi angka kecelakaan yang melibatkan pelajar.

"Sebelum pengoperasian resmi, kami sudah uji coba sejak 14 Maret dengan jalur Semanu-Wonosari. Hasilnya siswa antusias. Diputuskan tiga bus sekolah beroperasi hari ini dan gratis," katanya.

Rakhmadian memaparkan ketiga bus ini akan beroperasi dalam tiga jalur yang sudah ditetapkan yaitu Kecamatan Semanu – Kecamatan Wonosari, Kecamatan Karangmojo - Wonosari dan Kecamatan Gedangsari – Kecamatan Wonosari.

Setiap bus memiliki kapasitas berbeda mulai dari 22 kursi, 24 kursi, dan terbanyak 30 kursi. "Namun ketiga jalur ini sementara bersifat tentatif, kalau ada jalur di luar itu yang banyak peminatnya maka bus yang diperbantukan ke jalur itu. Untuk bus sekolah gratis ini sendiri standby di titik kumpul di kecamatan masing-masing pukul 05.45 WIB," ujarnya.

Secara rinci, Rakhmadian menjelaskan untuk jalur Gedangsari—Wonosari melewati SMP di Playen hingga SMAN 2 Playen. Untuk jalur Semanu-Wonosari mulai dari titik kumpul Kantor Kecamatan Semanu ke SLB Wonosari, SD Mujahidin, SMPN 1 Wonosari, SDN 4 Wonosari, SMP Muhammadiyah, SMAN 1 Wonosari dan SMKN N 1 Wonosari.

"Selain bertujuan mengamankan anak sekolah agar tidak terjadi kecelakaan. Kita juga ingin menghidupkan kembali angkutan umum yang hampir mati. Keberadaan pelajar menggunakan angkutan umum akan membantu perekonomian mereka," katanya.

Untuk angkutan umum, Dishub Gunungkidul memutuskan mereka diperkenankan menjadi bus sekolah sesuai trayeknya masing-masing dan biaya ditetapkan sebesar Rp3.000 per orang sekali berangkat atau Rp6.000 pulang pergi.

"Dari survei kalau membawa motor sehari uang saku dari orang tua minimal Rp10.000. Kalau pakai bus sekolah dipastikan akan lebih irit dan anak tidak berkeliaran ke mana-mana," ucapnya.

Hari ini Rakhmadi mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan Organda tentang pembagian trayek bus sekolah dan angkutan umum agar rute tidak berbenturan.

Bupati Sunaryanta menyebut keberadaan bus sekolah gratis dapat membantu masyarakat yang anaknya terkendala transportasi untuk ke sekolah. Bahkan, ke depannya Sunaryanta berencana menambah armada bus untuk bus sekolah gratis.

Hari ini juga, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta meluncurkan dua bus listrik yang akan melayani seluruh civitas akademis.

Bernama Trans Gadjah Mada, kedua bus listrik ini beroperasi di dua jalur yakni kawasan timur dan barat kampus UGM. Setiap hari kedua bus ini akan mengelilingi area kampus yang didukung oleh 35 halte dimana terintegrasi dengan jalur pejalan kaki, stasiun sepeda, kantong parkir dan beberapa halte Trans Jogja.   

Read Next