Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, BADUNG - Pemerintah kembali menegaskan komitmennya untuk pengembangan pendidikan vokasi di Tanah Air yang difokuskan kepada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), D2 Fast Track dan Sarjana Terapan.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Wikan Sakarinto menyatakan hal itu di Kampus Politeknik Negeri Bali (PNB), Jimbaran Badung, Bali, seperti dikutip dari Balinesia, Rabu (03/11/2021).
"Ibaratnya, pernikahan segitiga, sejak kelas satu SMK harus digarap bersama. Sejak siswa masuk SMK, boleh memilih mau kerja boleh, atau nanti lanjut D2 Fast Track juga boleh, lulus D2 kalau lanjut D4 atau sarjana terapan, tidak dari semester satu, langsung cukup dari dua tahun terakhir, boleh, anak-anak SMK banyak yang berminat itu," imbuhnya didampingi Direktur Politeknik Negeri Bali Nyoman Adi.
Nantinya, dia menambahkan, ketika anak D3 naik ke D4, berarti ada posisi pekerjaan teknis yang kosong dan itu akan diisi dengan D2 jalur cepat atau fast track. "Sehingga menu besarnya pendidikan vok SMK, D2 atau sarjana terapan."
Dijelaskan kembali, D3 yang akan di-upgrade menjadi sarjana terapan, pemerintah tidak bisa mewajibkan atau dikembalikan kepada masing-masing kampus yang memutuskan.
Kampus dipersilakan menentukan sendiri, jika akan dipertahankan tidak masalah. Yang pasti, desain besarnya, akan lebih pada penguatan SMK, D2 Fast Track dan Sarjana Terapan.
Wikan menegaskan, tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pendidikan vokasi adalah bagaimana mengubah pola pikir industri. Pasalnya, industri harus mau diajak untuk mengembangkan D2 Fast Track.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Rohmat pada 04 Nov 2021