logo

Kampus

Pendidikan Pondasi Utama Membangun Keunggulan Bangsa

Pendidikan Pondasi Utama Membangun Keunggulan Bangsa
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Senin (12/9/2022) di UMY, menyatakan pihaknya menjadikan pendidikan sebagai barometer dan pondasi utama membangun keunggulan bangsa. (EDUWARA/Setyono)
Setyono, Kampus12 September, 2022 20:52 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjadikan barometer di bidang pendidikan sebagai pondasi utama membangun keunggulan bangsa. Lulusan perguruan tinggi Muhammadiyah diminta memiliki karakter bangsa dan berakhlak.

Pandangan ini disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir usai menghadiri Pembukaan Masa Ta'aruf (MATAF) Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Senin (12/9/2022).

"Sebanyak 5.555 mahasiswa baru UMY ini adalah 15 persen dari total mahasiswa yang diterima di 173 perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Indonesia," kata Haedar.

Di hadapan mahasiswa baru ini, Haedar berpesan dan berharap mereka akan menjadi pendorong misi Islam Berkemajuan yang lebih akseleratif. Sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia ke depan akan didorong menjadi bangsa yang membawa agama untuk kemajuan, moderat, penyatuan dan berada di tengah-tengah semua masalah.

"Tetapi juga diharapkan mampu membangun kemajemukan. Indonesia memerlukan itu sebagai negara muslim terbesar," jelas Haedar.

Kemudian harapan kedua, bahwa setiap lulusan perguruan tinggi Muhammadiyah maupun Aisyiyah akan menjadi kader-kader yang intelektual, berkeahlian, profesional dan juga berakhlak mulia.

Bagi Haedar, pendidikan karakter, amanah dan jujur harus dimulai dari dunia pendidikan. Menurutnya hal ini penting karena krisis yang dihadapi bangsa ini mulai dari korupsi dan tindakan tak bermoral yang dilakukan elit serta pejabat pemerintah berawal dari jebolnya benteng moral mereka.

"Hal-hal buruk itu seharusnya tidak dilakukan mereka yang menjadi pejabat atau orang elit. Ke depan, kampus Muhammadiyah dan Aisyiyah sepenuhnya mendidik dengan karakter jujur, amanah. Simpel sebenarnya," ujar Haedar.

Ketiga, guru besar Sosiologi UMY ini meminta semua pihak menjadikan pendidikan sebagai barometer utama proses pembangunan keunggulan bangsa, khususnya pada bidang sumber daya manusia (SDM).

"Indonesia adalah negara berdaya saing terbawa dari enam negara ASEAN. Jika kita ingin melompat maju seperti Jepang, Taiwan, Korea Selatan maka pendidikan harus menjadi barometer utama membangun keunggulan bangsa," tutupnya.

Read Next