logo

Art

Pimpin Pertemuan Menteri Kebudayaan G20, Kemendikbudristek Bakal Usung Refleksi Pascapandemi

Pimpin Pertemuan Menteri Kebudayaan G20, Kemendikbudristek Bakal Usung Refleksi Pascapandemi
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dalam Taklimat Media: G20 First Culture Senior Officials Meeting yang dilakukan secara daring melalui Zoom, Jumat (22/4/2022). (Eduwara/Bhakti)
Bhakti Hariani, Art22 April, 2022 12:58 WIB

Eduwara.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada September 2022 akan memimpin Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan G20 (G20 Culture Ministers Meeting). 

Sebagai awal rangkaian kegiatan G20 di bidang kebudayaan menuju G20 Culture Ministers Meeting, Kemendikbudristek menggelar 1st Senior Officials Meeting (SOM) G20, pada Jumat (22/4/2022). Pertemuan ini diikuti oleh para delegasi dari negara anggota G20, negara undangan khusus, dan organisasi internasional secara daring. 

Rangkaian kegiatan G20 bidang kebudayaan mengangkat tema “Kebudayaan untuk Hidup yang Berkelanjutan”. Kemendikbudristek dalam hal ini melakukan refleksi tentang situasi pascapandemi. 

“Pandemi telah mengungkapkan kerentanan laten dalam gaya hidup modern kita. Kita tidak lagi berbicara tentang kemiskinan, ketidaksetaraan, ketidakadilan, tetapi tentang kelangsungan hidup manusia sebagai spesies. Untuk pulih bersama, dan pulih lebih kuat, kita membutuhkan gaya hidup baru yang lebih berkelanjutan,” ujar Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dalam Taklimat Media: G20 First Culture Senior Officials Meeting yang dilakukan secara daring melalui Zoom, Jumat (22/4/2022). 

Hilmar Farid memaparkan, terdapat dua tujuan utama Kemendikbudristek mengambil kepemimpinan G20 bidang kebudayaan. 

Pertama, untuk membangun konsensus global untuk normal baru yang berkelanjutan dan kedua, menginisiasi agenda pemulihan global melalui pembentukan jaringan aksi bersama di bidang kebudayaan.

Memimpin SOM G20 bidang kebudayaan perdana, Hilmar Farid mengatakan bahwa pertemuan ini akan fokus membahas peran budaya dalam mempromosikan kehidupan yang berkelanjutan. 

“Pertemuan akan mengeksplorasi kemungkinan normal baru, yaitu transisi menuju kebijakan pembangunan yang lebih berorientasi pada keadilan sosial-ekologis berdasarkan keragaman sumber daya budaya,” tutur Hilmar.

Pembahasan Lima Agenda

Hilmar mengungkapkan, ada lima isu utama yang dibahas dalam pertemuan ini.  Pertama, mengenai peran budaya sebagai pendorong kehidupan berkelanjutan.  Kedua, tentang dampak ekonomi, lingkungan dan sosial dari kebijakan berbasis budaya. 

Ketiga, tentang cultural commoning (pengelolan bersama atas sumber daya budaya) yang mempromosikan gaya hidup berkelanjutan di tingkat lokal. Keempat, akses yang berkeadilan untuk peluang ekonomi budaya. 

Kelima, mobilisasi sumber daya internasional yang untuk mengarusutamakan pemulihan berkelanjutan dengan menginisiasi suatu mekanisme pendanaan untuk pemulihan seni dan budaya yang sangat terpukul selama pandemi.

Hilmar menjelaskan bahwa dalam mempromosikan gaya hidup baru ini, budaya memainkan peran penting.

“Berbagai pengetahuan, institusi, ekspresi budaya, dan praktek yang kita warisi telah melewati ujian waktu sehingga terus dibawa ke zaman modern. Jika berbagai sumber budaya ini dikonsolidasikan, kita akan memiliki sarana untuk menciptakan gaya hidup yang lebih berkelanjutan,” ujar Hilmar. 

Puncak dari G20 bidang Kebudayaan adalah Culture Ministers’ Meeting(CMM) yang akan diselenggarakan di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada 12 dan 13 September 2022. Pada pertemuan para Menteri Kebudayaan ini, Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan akan menyelenggarakan serangkaian kegiatan, antara lain Kirab Budaya, Rapat Raksasa, Konser G20, dan Ruwatan Bumi. 

Kirab Budaya dan Rapat Raksasa rencananya akan dihadiri oleh tidak kurang dari 2.000 pelaku budaya, masyarakat adat, dan komunitas budaya. Sedangkan Konser G20 akan melibatkan kolaborasi musisi dari negara-negara G20. Selain itu, Ruwatan Nusantara, Student Festival, Indonesia Bertutur, Konferensi Internasional Kebudayaan Indonesia, dan beragam kegiatan lainnya akan diselenggarakan untuk menyukseskan G20 bidang Kebudayaan. 

Read Next