logo

Kampus

Lewat Kampus Mengajar, Mahasiswa UNY Ajarkan Matematika ke Anak SD

Lewat Kampus Mengajar, Mahasiswa UNY Ajarkan Matematika ke Anak SD
Suasana mahasiswa UNY Maghfiroh Izza Maulani mengajarkan AKM numerasi pada siswa kelas IV SDN Bringin 1 Srumbung. Menurutnya mengajar matematika gampang-gampang susah. (UNY)
Setyono, Kampus22 April, 2022 08:56 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Para mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) memanfaatkan skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBMK) melalui program Kampus Mengajar untuk mencari pengalaman dan pengembangan diri pada aktivitas mengajar di luar kelas.

Salah satunya seperti yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Maghfiroh Izza Maulani. Dirinya mendapatkan kesempatan untuk mengajar anak-anak di SDN Bringin 1 Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

"Bagi saya mengajar itu merupakan panggilan hati. Bertemu dan dapat merasakan belajar sekaligus bermain bersama anak anak adalah kegiatan yang menyenangkan dan memiliki rasa greget yang berbeda" katanya dalam rilis, Kamis (21/4/2022).

Menurutnya. bertemu dengan beragam kepribadian serta kemampuan membuatnya belajar banyak hal. Sesuai dengan pendidikannya yaitu matematika, Izza mengaku mengajarkan matematika untuk anak sekolah dasar itu gampang-gampang susah.

"Karena walaupun materinya tergolong sederhana, namun salah konsep sedikit saja akan berimbas bagi pendidikan setelahnya," katanya.

Di sekolah ini, para guru menugaskan Izza mengajar asesmen kompetensi minimun (AKM) Numerasi pada siswa kelas IV SD. Dimana dirinya harus mengenalkan apa yang dimaksud dengan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif yang ini merupakan hal baru bagi siswa.

"Sebenarnya cukup sulit. Melihat peserta didik yang hanya melongo saja atau tidak paham membuat saya memutar otak" ungkapnya.

Izza melakukan pendekatan-pendekatan mata pelajaran numerasi dengan masalah kontekstual yang biasanya ada di kehidupan sehari-hari seperti memisalkan tanda negatif sebagai hutang ataupun meminjam barang. Selain itu juga sebisa mungkin menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

"Tantangannya di SD, kita harus menyederhanakan apa-apa yang terasa rumit hingga sebisa mungkin dapat dipahami oleh siswa" paparnya.

Alumni SMAN 3 Magelang itu menjelaskan matematika dengan masalah konkret agaknya lebih mudah dicerna, seperti mengajarkan volume balok dengan memperhatikan lemari yang ada di depan kelas, atau banyaknya air pada bak mandi. Sedangkan mengajarkan perkalian dan pembagian dengan soal-soal cerita yang biasanya mereka temui.

Dia mengatakan mengajar tidak sebatas menjelaskan tapi juga berusaha memahamkan. Izza mengaku banyak belajar dari kegiatan ini termasuk belajar menangani siswa yang bermacam-macam karakteristiknya juga belajar mengendalikan suasana kelas yang terkadang tidak sesuai harapan.

"Selama mengajar saya berprinsip siswa harus mendapat tambahan ilmu pada hari itu, sehingga meski sedikit setidaknya ada ilmu yang mereka bawa pulang," tegasnya.

Read Next