logo

Kampus

RISET UGM: Kulit Salak Pondoh Potensial Dimanfaatkan Untuk Lawan Sel Kanker

RISET UGM: Kulit Salak Pondoh Potensial Dimanfaatkan Untuk Lawan Sel Kanker
Ilustrasi. Kulit Salak Pondoh Potensial Dimanfaatkan Untuk Lawan Sel Kanker (Istimewa)
Setyono, Kampus16 September, 2022 14:10 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam penelitiannya menemukan bahwa kulit buah Salak Pondoh (Zalacca Gaertn Voss) berpotensi menjadi bahan alternatif untuk pengobatan kanker lidah.

Tim tersebut terdiri dari lima mahasiswa yaitu Mutia Fitri Akmalia, Agitas Brianisa dan Adventya Pinkan dari Fakultas Higiene Gigi, Andini Safa Ramadhanty (Pendidikan Dokter Gigi), serta Ane Tefvy Setyorini (Biologi).

Mereka berkeinginan untuk memanfaatkan limbah kulit salak yang selama ini menjadi buah unggulan dari Kabupaten Sleman.

Menurut Statistik Hortikultura oleh Badan Pusat Statistik Provinsi DIY di 2019, produksi salak di Yogyakarta mencapai 90.295,5 ton tahun.

"Kulit salak pondoh kebanyakan dibuang dan menjadi limbah karena tidak dapat dikonsumsi. Padahal, kulit salak pondoh mengandung berbagai senyawa aktif yang bermanfaat bagi tubuh," ungkap Mutia Fitri Akmalia, Jumat (15/9/2022).

Di bawah bimbingan dosen Supriatno, kelima mahasiswa ini menggali potensi ekstrak kulit salak sebagai agen anti migrasi sel kanker khususnya kanker lidah.

Mutia menyatakan kanker lidah atau oral tongue squamous cell carcinoma (OTSCC) merupakan neoplasma ganas mematikan yang paling sering terjadi di rongga mulut. Kanker jenis ini dapat menyebar hingga ke paru-paru dan hati dimana salah satu tahap penting dari proses persebaran tersebut adalah migrasi.

"Dari ekstrak kulit Salak Pondoh yang mendapatkan bahwa bahan ini memiliki senyawa aktif, seperti flavonoid DDMP dan butyrolactone," jelasnya.

Senyawa ini dalam pengujian mampu menghambat migrasi kemotaksis sel kanker lidah manusia H357. Hasilnya menunjukkan aplikasi ekstrak kulit salak pondoh berpengaruh pada penurunan migrasi sel kanker.

"Hasilnya, jumlah sel kanker H357 yang bermigrasi menurun pada penggunaan ekstrak kulit salak pondoh yang lebih tinggi," jelas Ane Tefvy Setyorini yang mendampingi.

Meski penelitian ini masih dalam tahap uji praklinik, namun diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga nantinya dapat mengangkat derajat kulit Salak Pondoh.

Diharapkan kedepan akan memberi dampak peningkatan pada ekonomi petani dan memberikan alternatif terapi kanker lidah yang alami serta mudah didapatkan.

Read Next