logo

EduBocil

Sekolah Berperan dalam Pencegahan dan Penanggulangan TB

Sekolah Berperan dalam Pencegahan dan Penanggulangan TB
Koordinator Substansi Arbovirosis Dirjen P2P Kemenkes, Asik Surya dalam Webinar Pengenalan dan Pencegahan Penyakit Menular Sejak Dini sebagai Bagian Penguatan Pendidikan Karakter, Kamis (24/3/2022). (You Tube Ditpsdtv)
Redaksi, EduBocil24 Maret, 2022 21:23 WIB

Eduwara.com, JAKARTA – Jumlah kasus Tuberkulosis (TB) di Indonesia menempati urutan ketiga terbesar di dunia. Setiap tahun, jumlah kasus diperkirakan mencapai angka 824.000. 

Presiden Joko Widodo telah memberi arahan untuk mengeliminasi kasus itu dengan pelacakan secara agresif menemukan penderita TB. Kemudian stok obat maupun pengobatan TB harus tersedia dan sampai tuntas, serta upaya pencegahan dilakukan lintas sektor dan infrastruktur.

Tak hanya itu, pemerintah juga telah mencanangkan Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis 2020-2024. Hal itu juga menjadi komitmen global dan pemerintah Indonesia. 

Dalam satuan pendidikan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengadakan kerjasama dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) terkait kampanye edukasi dan informasi  TB.

Hal tersebut disampaikan Koordinator Substansi Arbovirosis Dirjen P2P Kemenkes RI, Asik Surya, dalam webinar Pengenalan dan Pencegahan Penyakit Menular Sejak Dini sebagai Bagian Penguatan Pendidikan Karakter. Webinar yang diselenggarakan Direktorat Sekolah Dasar itu bertepatan dengan Hari Tuberkulosis se-Dunia, Kamis (24/3/2022) melalui siaran langsung You Tube Ditpsdtv.

“Ruang lingkup kerjasama meliputi desiminasi informasi dan edukasi. Kemudian kampanye Tuberkulosis yang masuk di dalam materi edukasi. Fasilitasi kampanye di satuan pendidikan juga sangat penting dan tentunya peningkatan kapasitas peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan serta adanya program Satuan Pendidikan Peduli Tuberkulosis,” kata dia.

Terkait Satuan Pendidikan Peduli TB, sudah ada pedoman yang memberikan panduan dan standar program bagi sekolah. Tujuan program itu antara lain meningkatkan peran sekolah dalam pencegahan dan penanggulangan TB, meningkatkan angka penemuan kasus dan memulai pengobatan di sekolah terutama peserta didik. Selain itu juga memperkuat peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam penanggulangan TB di sekolah.

Menyasar Ekosistem Satuan Pendidikan

Sasaran program yaitu satuan pendidikan dari tingkat awal, dasar hingga menengah. Kemudian ekosistem satuan pendidikan yang terdiri dari peserta didik, guru, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didikpun menjadi sasaran progam ini.

“Setiap komponen sekolah, secara umum memiliki peran sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing yang selama ini dikerjakan. Tentu hal ini bukan tambahan pekerjaan, namun sudah inhern bagi pendidik,” tegas dia.

Lebih lanjut, promosi kesehatan di sekolah merupakan pelayanan kesehatan esensial. Hal tersebut sangat penting dilakukan dengan menggandeng Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) maupun institusi kesehatan lainnya. 

Strategi promosi kesehatan bisa melalui advokasi, kemitraan, dan pemberdayaan masyarakat salah satunya melalui kebijakan sekolah sehat, di antaranya kebijakan Sekolah Bebas TBC, bebas asap rokok, bebas Narkotika, Psikotropika, dan Zat lainnya (NAPZA), bebas kekerasan/diskriminasi/pelecehan seksual, dan lainnya.

“Seluruh komponen sekolah bisa menjadi agent of change atau kader untuk kebijakan sekolah sehat. Semuanya menjadi satu kesatuan yang bisa dikerjakan bersama-sama,” ujar dia. (K. Setia Widodo)

Read Next