logo

Sekolah Kita

Sekolah di Yogyakarta Diimbau Lakukan Mitigasi Bencana Lebih Awal

Sekolah di Yogyakarta Diimbau Lakukan Mitigasi Bencana Lebih Awal
Atap ruang kelas di lantai dua SD Muhammadiyah Bogor ambrol dan menimpa murid yang tengah berkegiatan di dalamnya. (Istimewa)
Setyono, Sekolah Kita08 November, 2022 14:53 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta kembali mendorong pengelola sekolah di daerah tersebut untuk melakukan mitigasi bencana lebih awal.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta Didik Wardaya terus meminta sekolah untuk melakukan mitigasi kebencanaan lebih awal.

Pernyataan ini merujuk pada kasusnya ambrolnya genteng ruang kelas yang terjadi di SD Muhammadiyah Bogor di Kecamatan Playen, Gunungkidul pada Selasa (8/11/2022) pagi.

"Kami terus meminta sekolah se-DIY memitigasi lebih awal terkait bencana. Bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kami tengah memperluas pengembangan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB)," katanya.

Bahkan, untuk memetakan sekolah-sekolah mana saja yang rawan bencana, Didik menyebut pihaknya tengah menjalin kerjasama dengan lembaga sosial masyarakat dari Jakarta.

Namun yang paling terpenting, tambah Didik, di tengah musim penghujan ini, pihak sekolah dari satuan terbawah sampai tingkat SMA/SMK wajib melakukan antisipasi pada ancaman bencana yang sering muncul di wilayahnya.

"Sebagai contoh, di SMK Temon, Kulonprogo maupun SMK Tanjungsari, Gunungkidul. Kita sudah menginstruksikan pengelola sekolah untuk menyelamatkan aset sekolah dari bencana banjir. Kedua sekolah ini setiap tahunnya menjadi langganan banjir," lanjut Didik.

Tidak hanya itu, sebagai upaya mitigasi keseluruhan. Beberapa sekolah yang rawan bahaya karena berjarak kurang dari 100 meter dari bibir sungai juga sudah dilakukan relokasi, seperti yang sudah dilakukan pada SMK Cangkringan, Sleman.

"Kalau pada sekolah negeri, pengawasan bangunan menjadi tanggung jawab Disdikpora Kabupaten/Kota maupun kami, yang selanjutkan kita mintakan ke Dinas Pekerjaan Umum untuk menindaklanjuti," lanjutnya.

Adapun, untuk sekolah swasta, pengawasan dan perbaikan gedung bangunan jika terjadi kerusakkan diserahkan sepenuhnya pada pengelola atau yayasan penanggung jawab.

Sebelumnya, pukul 07.00 WIB, atap ruang kelas di lantai dua SD Muhammadiyah Bogor ambrol dan menimpa murid yang tengah berkegiatan di dalamnya. Meski tidak ada korban jiwa, namun polisi tetap akan melakukan penyelidikan.

Kapolsek Playen AKP Hajar Wahyudi menjelaskan korban yang mengalami luka akibat tertimpa genteng yang penyangganya dari baja ringan. "Korban luka karena tertimpa atap yang runtuh. Untuk korban luka tadi langsung dibawa ke puskesmas, tapi kami belum tahu berapa jumlahnya," ucapnya.

Read Next