Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, SALATIGA— Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nusa Persada, Salatiga, melakukan kolaborasi dengan perusahaan mesin D Tech Enggineering menyelenggarakan proyek edukasi berkelanjutan (sustainable education project).
Melalui program ini, siswa lulusan SMK dapat belajar melanjutkan studi Diploma 3 (D-3) dan sekaligus menjalankan usaha produksi mesin.
Pendiri perusahaan D-Tech Enggineering Arfian Fuadi menuturkan program ini sebagai salah satu cita-cita yang dibangun perusahaannya untuk dapat mengangkat semangat anak bangsa dalam menciptakan inovasi-inovasi terbaru.
“Kami prihatin manakala pada 2018 kami melihat Indeks Paten Indonesia yang hanya berjumlah 21, sedangkan yang kami setor untuk US PTO [United States Patent and Trademark Office’s] berjumlah 25. Kami kaget dan ingin berbuat sesuatu untuk Indonesia,” katanya seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Senin (20/12/2021).
Arfian menyampaikan setiap tahun perusahaannya melatih kurang lebih 500 orang yang terdiri dari guru serta peserta didik. “Kami terbuka, saat ini ada 15 SMK yang kami latih dan masih ada lagi di luar ini,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Operasional Yayasan Nusa Persada Sumiyanto menuturkan para mahasiswa lulusan SMK Nusa Persada dapat membiayai kuliahnya melalui bisnis yang sedang dijalankan.
“Mereka punya bidang market analysis, designer, operator dan pemasar yang akan menaruh produk di pasar daring [marketplace] untuk dijual, jadi mereka membiayai kuliahnya melalui bisnis yang mereka jalankan dan mendapat gaji,” imbuh Sumiyanto.
Kolaborasi ini mendapat apresiasi dari Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbudristek Wikan Sakarinto. “Seperti inilah yang saya inginkan. Saya ingin di kampus-kampus vokasi ada lokakarya (workshop) seperti ini, anak-anak betul-betul belajar dalam menjalankan bisnis,” ujar saat mengunjungi lokakarya yang digelar D Tech Engginering di Akademi Teknik Wacana Manunggal yang berada di satu kompleks bangunan dengan SMK Nusa Persada, Salatiga, pada Jumat (17/12).
Menurutnya, sustainable education project merupakan program yang sama-sama menguntungkan atau win-win solution, di mana lulusan SMK belajar melanjutkan studi D3 sekaligus menjalankan usaha produksi mesin CNC dan suku cadang sepeda motor.
“Seharusnya politeknik-politeknik negeri di Indonesia seperti ini. Inilah yang dinamakan kemitraan yang positif, tahun depan saya akan coba menyesuaikan kembali program dana padanan [matching fund] agar bisa digunakan untuk program semacam ini,” tambahnya.
Wikan mengapresiasi komitmen dan dukungan perusahaan D Tech Engineering terhadap pembinaan pendidikan vokasi yang telah dilakukan di 15 SMK. Untuk itu, dia berencana akan mengajak para Direktur Politeknik untuk studi banding, agar dapat melihat program kemitraan yang telah dijalankan antara D Tech Engineering dan Akademi Teknik Wacana Manunggal.