logo

Kampus

Sudah WFH Lagi? Ini Kata Pakar dari UI Soal Posisi Duduk yang Tepat Saat Bekerja dari Rumah

Sudah WFH Lagi? Ini Kata Pakar dari UI Soal Posisi Duduk yang Tepat Saat Bekerja dari Rumah
Ilustrasi posisi duduk yang tepat dan tidak tepat (istimewa)
Bhakti Hariani, Kampus04 Februari, 2022 15:57 WIB

Eduwara.com, DEPOK – Masih meluasnya penularan kasus Covid-19 membuat sejumlah perusahaan menerapkan sistem bekerja dari rumah atau work from home (wfh). Dalam meningkatkan produktivitas kerja, kenyamanan saat bekerja menjadi hal yang patut diperhatikan. Seorang karyawan harus memperhatikan berbagai posisi ergonomi saat bekerja, untuk kenyamanan fisik.

Hal yang perlu diperhatikan dari ergonomi fisik adalah sikap saat bekerja, lingkungan, dan postur tubuh harus tetap terjaga selama bekerja. Sebagian besar pekerja yang bekerja dari rumah sering mengabaikan posisi duduk yang kurang baik.  Padahal, posisi duduk menjadi sangat penting diperhatikan demi menjaga tubuh pekerja agar tetap baik dan menghindari tubuh dari penyakit lordosis, skoliosis, maupun kifosis. 

Hal ini disampaikan oleh Staf Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Ahmad Agus Susanto dalam webinar yang digelar RSUI. Dikatakan Agus, sejumlah posisi duduk harus dihindari para karyawan yang bekerja dari rumah. Beberapa posisi duduk yang harus dihindari tersebut dipaparkan Agus adalah posisi lordosis, kifosis, skoliosis. 

Posisi lordosis atau cara posisi duduk pekerja yang lebih condong ke dalam, dikatakan Agus, posisi ini cukup berbahaya karena posisi tulang belakang yang condong ke depan yang berlebihan. Kemudian skoliosis merupakan posisi duduk yang cenderung ke samping hingga menyerupai huruf “S”. 

“Bila dibiarkan begitu saja, ini akan berbahaya dan dapat mengakibatkan komplikasi penyakit lain pada tulang,” tutur Agus dalam siaran pers yang diterima Eduwara.com, Jumat (4/2/2022). 

Sedangkan kifosis merupakan posisi duduk pekerja yang terlalu membungkuk bahkan melebihi 50 derajat. Sejumlah posisi duduk seperti ini perlu diubah terlebih kondisi pandemi Covid-19 yang belum usai sehingga pekerja lebih sering duduk di depan layar laptop atau komputer karena penerapan bekerja dari rumah.

Agus menuturkan, posisi duduk yang perlu diperhatikan adalah yang sesuai dengan ergonomi kognitif. Ergonomi kognitif penting diterapkan oleh pekerja guna meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam bekerja seperti interaksi sesama pekerja, atau penggunaan alat kerja. 

Ergonomi ini berhubungan langsung dengan sistem saraf otak, sehingga konsentrasi dan ketelitian dalam setiap langkah harus dilakukan dengan hati-hati. Kesehatan mental juga menjadi salah satu faktor pendorong pekerja dalam melaksanakan prinsip ergonomi kognitif.

Ergonomi Lingkungan

Selain ergonomi fisik dan kognitif, terdapat ergonomi organisasi yang patut diterapkan oleh pekerja. Kolaborasi dengan pihak terkait harus diterapkan dengan baik guna membangun kenyamanan dalam menjalankan kinerja. Bila dilakukan secara daring, maka koordinasi melalui jejaring atau alat komunikasi penting dilaksanakan untuk membangun sistem kerja yang tidak hanya sehat, namun juga nyaman.

“Hal yang tak kalah penting adalah ergonomi lingkungan, yang meliputi temparatur suhu, pencahayaan, kebisingan suara, lokasi pekerjaan, yang dapat mempengaruhi pekerja dalam menjalani aktifitas selama bekerja,” ujar Agus.

Dia mengingatkan keempat ergonomi ini penting diterapkan selama bekerja guna menghindari konflik saat bekerja, meningkatkan rasa nyaman, terhindar dari kecelakaan atau penyakit selama bekerja dan yang terpenting adalah pekerjaan menjadi lancar.

Prosedur keselamatan bekerja baik bekerja dari rumah atau di kantor perlu diketahui para pekerja agar terhindar dari berbagai keluhan, seperti nyeri punggung, kesemutan, nyeri otot, sakit pada bagian tulang rangka, pegal-pegal, dan lainnya. 

“Jika memakai ponsel jangan menuduk terus menerus karena ini dapat menyebabkan sindrom dan berdampak buruk bagi mata. Tak hanya itu, penggunaan ponsel saat menunduk juga mengakibatkan pusing, nyeri pada bagian leher, dan pundak,” papar Agus.

Untuk merileksasi, diperlukan kegiatan peregangan atau ice breaking di sela kesibukan bekerja. Misalnya dengan menggoyangkan pinggul, melemaskan pergelangan tangan, meluruskan kaki, memutar leher, dan lainnya. 

“Terkadang hal seperti ini yang sering dilupakan oleh pekerja, mereka terlalu semangat bekerja, hingga lupa mengistirahatkan bagian tubuh,” pungkas Agus.

Read Next